Tinjau Pemukiman Transmigrasi di Bengkulu, Wamen Transmigrasi Harus Melintasi Jalan Bebatuan dan Lumpur

Kamis 11-09-2025,13:13 WIB
Reporter : Adrian M Yusuf
Editor : Septi Widiyarti

“Transmigran yang berasal dari Nganjuk, Semarang, Purwakarta, Kuningan, dan Madiun berbaur dan bersatu di tempat ini sehingga memperkokoh persatuan bangsa,” lanjut Viva Yoga.

Transmigrasi di Bengkulu Selatan dimulai sejak tahun 1979. Kawasan transmigrasi yang ada berkembang menjadi desa dan kecamatan definitif serta menjadi sentra pertanian. 

BACA JUGA:Cuma Modal Jempol, Foto Keluarga Bisa jadi Miniatur Begerak dengan Gemini AI Collab PixVerse

Di Batu Ampar menurut Viva Yoga ada 33 kepala keluarga. “UPT ini masih dalam pembinaan,” ujarnya. 

Meski dalam pembinaan, Kementerian Transmigrasi segera menuntaskan kebutuhan para transmigran.

Lahan-lahan yang diberikan saat ini dalam proses sertifikati menjadi SHM. Dari 77 bidang lahan yang hendak disertipikati, tinggal 22 bidang dalam proses selesai. “Kita tuntaskan tahun ini,” janjinya.

 “Apabila ada yang belum mendapatkan sertifikat SHM, segera lapor ke Kementerian Transmigrasi,” kata Viva Yoga.

Dalam kunjungan ini, Viva Yoga memberikan bantuan dari dana APBN 2025 sebesar Rp4,5 miliar. Dana yang digelontorkan itu untuk renovasi sekolah, pengadaan toilet dan air bersih, pembangunan jalan non status penghubung desa sepanjang 2 Km. Dengan bantuan sebesar itu diharap masalah akses jalan yang seperti jalur off road itu terselesaikan.

Ketika UPT Batu Ampar dibangun, rumah transmigran disokong dengan panel-panel surya untuk mensuplai kebutuhan listrik. 

Dalam perjalanan waktu keberadaan panel surya itu ada yang masih berfungsi ada pula yang tidak. Saat ini transmigran di sana mengakui di UPT belum ada listrik.

BACA JUGA:Gratis! Ini Tutorial Bikin Miniatur AI Kucing Bergerak Pakai OpenArt

Menanggapi hal yang demikian, Viva Yoga mengatakan dirinya sudah dua kali berkoordinasi dengan Kementerian ESDM. “Saya berkoordinasi langsung dengan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung untuk membahas program Listrik Masuk Desa,” ujarnya. 

Kementeriaan Transmigrasi sudah mendaftarkan 55 desa transmigran yang perlu dialiri listrik. “Bila ada data baru desa transmigrasi yang belum dialiri listrik, datanya akan kita serahkan ke Kementerian ESDM lagi,” ujarnya.

Dengan program Listrik Masuk Desa dan dirinya sudah berkoordinasi langsung dengan Yuliot Tanjung maka masalah penerangan di Batu Ampar akan teratasi. 

“Jadi masalah yang teratasi di Batu Ampar tidak hanya listrik namun juga jalan, status tanah, air bersih, dan yang lainnya”, ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu. (rls)

Kategori :