Sebagai mantan atlet senam nasional, Hesti menekankan bahwa proses seleksi ini dilakukan berdasarkan data performa dan evaluasi objektif.
Tidak hanya kemampuan teknis, tetapi juga aspek kebugaran, kesiapan mental, dan kondisi medis turut menjadi pertimbangan penting.
Menariknya, dalam susunan akhir terjadi dua perubahan penting. Di sektor Women’s Artistic Gymnastics (WAG), Larasati Rengganis resmi menggantikan Ameera Rahmajanni Hariadi.
Sementara di sektor Men’s Artistic Gymnastics (MAG), Joseph Judah Hatoguan masuk sebagai wajah baru, memperkuat tim bersama empat gymnast putra pelatnas lainnya.
BACA JUGA:Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Asia U-17 2026, Indonesia Taklukkan Makau
Dukungan Medis dan Pembinaan Berkelanjutan
FGI juga menegaskan komitmennya untuk menjaga standar tinggi dalam pembinaan atlet.
Mereka memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan pemulihan fisik para gymnast, terutama bagi yang sedang menjalani masa rehabilitasi cedera.
Perwakilan tim medis FGI menyampaikan bahwa beberapa atlet masih menjalani program pemulihan intensif.
“Kami memastikan setiap atlet yang turun di kompetisi dunia ini benar-benar dalam kondisi optimal, baik fisik maupun mental. Persiapan harus dilakukan secara holistik,” jelasnya.
Selain fokus pada turnamen dunia tahun ini, FGI juga terus menyiapkan program pembinaan jangka panjang guna menghadapi kompetisi internasional berikutnya.
Harapannya, Kejuaraan Dunia 2025 bisa menjadi batu loncatan untuk meningkatkan daya saing atlet Indonesia di level global.
BACA JUGA:Perbakin Bengkulu Target 4 Atlet Raih Medali Emas di POPNAS 2025
Harapan Besar di Tanah Sendiri
Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki peluang besar untuk menunjukkan kemajuan pesat dalam olahraga senam.
Hesti Diwayanti berharap para atlet bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk memperlihatkan dedikasi dan semangat pantang menyerah khas atlet Indonesia.