Setelah itu, keduanya diarak keliling desa menggunakan becak roda tiga atau gerobak kecil, diiringi dengan musik dan doa dari para penduduk.
Yang tak kalah menarik, kedua kodok ini didandani seperti layaknya pengantin sungguhan!
Kodok jantan biasanya diberi hiasan di kepala, sementara kodok betina dipakaikan kain kecil dan bahkan dikenakan cincin di salah satu kakinya sebagai simbol ikatan suci.
Penduduk desa juga mengundang tamu untuk hadir di acara tersebut. Undangan disebar, dan para warga berkumpul untuk berdoa bersama-sama agar Dewa Varuna berkenan menurunkan hujan.
Setelah doa selesai, acara diakhiri dengan pesta rakyat sederhana di mana warga makan bersama dan merayakan pernikahan sang “pengantin kodok”.
BACA JUGA:Mutasi Pemprov Bengkulu, Selama Bulan Oktober Ini 114 PNS Dapat Jabatan Baru
Simbol Harapan di Tengah Kekeringan
Bagi sebagian orang, tradisi ini mungkin terdengar aneh atau bahkan lucu. Namun bagi masyarakat pedesaan India, ritual ini adalah simbol pengharapan dan doa tulus kepada alam.
Mereka percaya bahwa menyatukan dua makhluk air seperti kodok dapat menyenangkan Dewa Hujan dan membuat awan berkumpul untuk menurunkan air ke bumi.
Selain itu, dalam budaya Hindu, kodok sering dianggap sebagai simbol kesuburan dan pembaruan alam.
Dengan melaksanakan pernikahan ini, masyarakat seolah menghidupkan kembali keseimbangan antara manusia, alam, dan para dewa.
BACA JUGA:6,5 Ton Benih dari Kementan, Disalurkan untuk Dukung Cetak Sawah Baru di Pulau Enggano
Dari Pernikahan ke “Bulan Madu” Kodok
Setelah prosesi selesai dan doa-doa dipanjatkan, pasangan kodok tersebut tidak disimpan atau dipelihara.
Sebaliknya, mereka akan dilepaskan ke alam bebas, biasanya di danau atau kolam desa seperti Mannapalla, agar bisa “berbulan madu” secara alami. Warga percaya, saat kedua kodok itu bersatu di alam, hujan akan turun sebagai tanda restu dari langit.
Ritual pernikahan kodok di India mungkin terdengar unik dan nyeleneh, tapi di balik itu ada makna mendalam tentang hubungan manusia dengan alam.
Dalam doa dan kepercayaan mereka, setiap tetes hujan yang turun adalah tanda cinta alam yang kembali bersemi.
Jadi, meski bukan sepasang manusia, “pernikahan” kodok ini justru mengajarkan kita arti sesungguhnya dari harmoni dan harapan. Bagaimana? pasti kamu tercengangkan?
BACA JUGA:Tahap 2 Kasus TPPU Mega Mall Bengkulu ke Penuntut Umum, Total Aset Milik yang Disita Bernilai Rp30 M
Sheila Silvina