"Kita memang umat terakhir. Tapi kita umat pertama yang masuk surga di hari kiamat. Kita umat pertama yang masuk surga. Mereka memang mendapatkan kitab suci lebih dahulu dari kita. Sementara kita mendapatkan kitab suci setelah mereka. Namun mereka berbeda pendapat. Sedangkan kita diberi petunjuk oleh Allah SWT tentang perselisihan mereka menuju jalan yang benar."
BACA JUGA:Syarat Mudah Ajukan KUR BCA Plafon Rp500 Juta, Bisa Secara Online
Selain mengabarkan bahwa umatnya akan masuk surga di urutan pertama, Rasulullah SAW juga mengabarkan mengenai ciri-ciri rombongan pertama di antara mereka. Hal ini turut diterangkan Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam Hadil Arwah ila Biladil Afrah dan diterjemahkan oleh Zainul Maarif.
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menukil sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
BACA JUGA:Naudzubillah, Ternyata Neraka Disesaki Manusia dari Golongan Berikut
"Rombongan pertama yang masuk surga berwajah seperti bulan purnama. Mereka tidak meludah, tidak beringus, dan tidak buang air besar. Bejana dan sisir mereka terbuat dari emas dan perak. Sanggul mereka dari dupa. Keringan mereka minyak kasturi. Mereka masing-masing punya dua istri yang saking indahnya, sumsum betisnya pun dapat terlihat dari luar daging. Mereka tidak saling berselisih dan saling marah. Hati mereka satu. Mereka memuji Allah sepanjang siang dan malam." (HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Abi Dunya)
Dalam riwayat shahih lain turut disebutkan, rombongan pertama yang masuk surga tersebut tingginya 60 hasta, seperti tinggi Nabi Adam AS. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
"Rombongan pertama yang masuk surga berwajah seperti bulan purnama, yang diwarnai oleh cahaya bintang kemintang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil dan buang air besar. Mereka tidak meludah dan beringus. Sisir mereka dari emas. Keringat mereka dari minyak kasturi. Sanggul mereka dari dupa. Istri mereka bidadari. Tingkah laku mereka seperti seorang lelaki. Perawakan mereka seperti ayah mereka, Adam yang di langit, yaitu setinggi enam puluh hasta langit."
BACA JUGA:Benarkah Bumi Indonesia Menyimpan Emas Soekarno yang Masih Terkubur?