• Membaca Surah Al-Waqi’ah setelah Sholat Asar
• Beristighfar 100 kali di waktu pagi dan 100 kali di waktu petang
• Rajin tahajud
• Rajin sedekah
Kebiasaan kebiasaan ini rupanya yang merupakan rahasia kenapa Tarim menjadi kota suci yang melahirkan ribuan wali. Dalam sebuah kisah salah satu ulama besar asal Tarim yaitu Habib Umar bin Hafidz, beliau mengisahkan bahwa banyak anak kecil disana, yang belum tumbuh kumisnya sudah bisa menjadi seorang wali.
Menurut penuturan Habib Umar, para wanita Tarim mendidik mendidik anak-anak mereka dengan dzikir dan sholawat sejak kecil. Ketika hamil, mereka banyak dzikir dan sholawat. Ketika menyusui mereka berdzikir dan bersholawat. Saat menggendong anak, mereka berdzikir dan bersholawat. Saat memasak, mereka juga dzikir dan sholawat.
Jadi tidak heran jika putra-putra mereka menjadi para Auliya’ dan ulama.
BACA JUGA:Abu Nawas Jadi Korban Pemalakan, Untung Ada Hakim
Wanita Tarim mendapat julukan bidadari bumi yang terpelihara. Mereka di didik dalam jalur Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra, putri Rasulullah Muhammad SAW.
Lalu bagaimanakan fakta, ciri ciri, sifat, kepribadian, kebiasaan, akhlak, cerita dan keistimewaan wanita Tarim?
Wanita Tarim sudah terbiasa sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan beragama. Orang tua mereka mendidik untuk membaca Al Qur’an sedari kecil. Selain itu hidup mereka juga selalu dikondisikan untuk hadir di majelis ilmu.
Sehingga dengan demikian akhlak mereka terdidik dengan mulia dan pergaulannya juga selalu terjaga. Seperti itulah keadaan mereka dibesarkan. Pembicaraan mereka juga hanya seputar majelis ilmu, Al-Qur’an, adab dan akhlak.
Mereka hidup tidak pernah punya idola, selain Sayyidah Fatimah RA.
Wanita Tarim tidak pernah melihat laki laki asing selain ayah mereka atau saudara laki laki saja. Mereka dibesarkan di lingkungan yang tidak mengenal musik dan tidak kenal wajah orang fasiq. Aurat mereka sangat terjaga. Bagi mereka setelah mencapai umur baligh, tempat mereka adalah di dalam rumah. Semua sudah mengenakan niqab.