Selain itu, alasan mereka memutuskan untuk melakukan tradisi Iki Palek adalah karena jari dianggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan.
BACA JUGA:Sabdo Palon dan Naya Genggong serta Ramalan Munculnya Agama Budi
Bagian tubuh tersebut juga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, satu marga, satu rumah, satu suku, satu nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah dan satu asal.
Dalam bahasa Papua, itu disebut dengan "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”.
Jika digabungkan, bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan.
Masing-masing jari bekerjasama sehingga tangan dapat berfungsi dengan sempurna. Jika kehilangan salah satunya, itu berarti kebersamaan dan kekuatan akan berkurang.
Biasanya anggota suku Dani akan menggunakan kapak atau pisau tradisional untuk memotong jarinya.
Terkadang, mereka mengikat jari dengan seutas tali selama beberapa waktu sampai aliran darah berhenti. Ketika aliran darah telah berhenti barulah pemotongan jari dilakukan.
BACA JUGA:Menyelam Mencari Ikan, Warga Bioa Sengok Ditemukan Meninggal Dunia
Selain bantuan benda tajam, suku Dani juga terbiasa memakai gigi untuk memotong jari. Mereka akan menggigitnya hingga putus.