Misteri Ramalan Sabdo Palon yang Sudah Banyak Terbukti, Simak Kisahnya

Senin 03-07-2023,21:44 WIB
Reporter : Tim

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sabda Palon dan Naya Genggong dikenal sebagai punakawan atau abdi di masa terakhir Kerajaan Majapahit. Mereka adalah pengayom Prabu Brawijaya V. Keduanya menjadi saksi proses wawan-sabda (dialog) antara Prabu Brawijaya V dan para wali sanga yang dimotori Sunan Kalijaga.

 

BACA JUGA:Kisah Ki Semar Sabdo Palon, Tolak Masuk Islam Hingga Keluar Sumpah Malapetaka di Tanah Jawa

 

Saat itu Prabu Brawijaya V berhasil dipengaruhi oleh para wali sanga hingga akhirnya memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan Kerajaan Majapahit mengalami kekalahan dalam serangan garebeg dari Sultan Demak, Raden Patah. Padahal Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya V sendiri dari hubungannya dengan wanita berdarah Tionghoa dari Campa (Kamboja).

 

Meskipun Kerajaan Majapahit runtuh dan Prabu Brawijaya V masuk Islam, kedua punakawan tersebut tidak mengikuti jejak sang prabu. Mereka meninggalkan sang prabu demi meneguhkan keyakinan dan tradisi yang sudah dipegang lama. Bahkan mereka berjanji akan kembali sesudah 500 tahun setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit sebagai pamong Nuswajawi.

 

BACA JUGA:Sabdo Palon Menagih Janji, di Pulau Jawa Banyak Terjadi Tragedi?

 

Saat Prabu Brawijaya memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Budha, Sabda Palon menolaknya. Dia mengatakan, setelah Prabu Brawijaya memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Budha, maka seluruh keturunannya akan hidup dalam kesusahan. Jawa tinggal menjadi nama, karena jati dirinya telah hilang.

 

Tidak hanya itu, bangsa Jawa juga hanya bisa membebek kepada bangsa lain. Biji padi akan sulit tumbuh, karena ditolak para dewa. Kalaupun dipaksa tanam, maka hasilnya hanya biji mriyi atau padi kecil untuk dimakan burung.

 

BACA JUGA:Sabdo Palon dan Sumpah Kehancuran Tanah Jawa

Kategori :