Sebelum Islam datang, Ruqayya dan Umm Kalthum sama-sama pernah menikah dengan putra Abu Lahab, Utaybah dan Utbah. Ruqayyah pernah diperistri oleh Utaybah (Atbah bin Abu Lahab), lalu kemudian diceraikan. Begitu pun Umm Kalthum juga diperistri oleh Utbah, lalu diceraikan.
BACA JUGA:Sahabat Ini Menikahi Putri Rasulullah dengan Mahar yang Tak Terduga
Abu Lahab dan istrinya, Um Jamil, adalah musuh bebuyutan Islam. Orang-orang Quraisy meminta Abu Lahab mengirim putri-putri Nabi itu pulang. Saat Nabi SAW mendapat wahyu, baik Ruqayyah maupun Umm Kalthum masuk Islam. Sedangkan suami mereka tetap menganut agama lain.
Meskipun pernikahan itu tidak menjadi lengkap, kedua putri Nabi itu kembali ke rumah ayah mereka dengan perasaan yang sangat sedih. Mereka merasakan perubahan mendasar di rumah tersebut. Rumah mereka saat itu dikelilingi dengan kekejaman dari semua sudut.
Kedua wanita ini menanggung situasi dengan orang tua mereka. Namun, mereka tetap bersabar menghadapi keadaan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Mereka menjalani kehidupan dengan keteguhan hati di jalan Allah, dan mereka tetap tabah dengan kesusahan hidup.
BACA JUGA:Sifat Adil Umar Bin Khattab, Tolak Hadiah Gula dan Membela Yahudi Miskin
Allah kemudian menggantikan kesusahan kedua gadis itu dengan suami yang shaleh. Nabi SAW menikahkan Ruqayyah dengan Utsman bin Affan, salah satu dari 10 sahabat yang dijanjikan surga.
Utsman adalah salah satu pemuda Quraisy yang paling dermawan dalam hal garis keturunan, prestise, dan kekayaan. Ketika penganiayaan Quraisy terhadap Muslim semakin intensif, Nabi SAW mengizinkan para sahabatnya bermigrasi (hijrah) ke Abyssinia.
Utsman hijrah bersama istrinya Ruqayyah. Meskipun Muslimin yang hijrah itu memiliki kedamaian dan keamanan di Abyssinia, namun mereka merindukan tanah air mereka di Makkah.