Tokoh PKI Misterius di G30S Sjam Kamaruzaman, Punya 5 Nama Samaran dan Dianggap Pengkhianat

Jumat 14-07-2023,16:02 WIB
Reporter : Tim liputan

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Peristiwa berdarah 30 September 1965 masih menyisakan sejumlah misteri. Salah satunya yang misterius adalah peran Ketua Biro Chusus PKI, Sjam Kamaruzaman.

Dikutip dari buku 'Sjam Lelaki dengan Lima Alias', Sjam adalah satu dari lima orang yang ikut rapat dalam persiapan operasi penculikan tujuh jenderal TNI AD. Adapun empat sisanya adalah Supono Marsudidjojo (Asisten Sjam di Biro Chusus), Kolonel Abdul Latief

(Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Rapat perencanaan tersebut langsung dipimpin Sjam. Inisiatif soal gerakan ini sendiri datang dari Ketua Umum Comite Central PKI, Dipa Nusantara Aidit yang baru pulang dari China pada Agustus 1965. Aidit saat itu galau karena mengetahui kondisi Soekarno yang sedang sakit-sakitan.

BACA JUGA:G30S/PKI, Mantan Anggota Cakrabirawa Ini Menolak Perintah Eksekusi Anggota Polri

Aidit takut situasi ini justru akan dimanfaatkan oleh para pimpinan TNI AD untuk merebut kekuasaan. Aidit pun langsung meminta bantuan Sjam yang juga merupakan tangan kanannya. Sjam diminta Aidit untuk melakukan gerakan terbatas yang nantinya dikenal sebagai Gerakan 30 S PKI.

Sjam bergerak cepat. Dua hari setelah bertemu dengan Aidit, dia mengumpulkan dua asistennya, Pono dan Bono, di rumahnya di Salemba Tengah, Jakarta Pusat. Tiga perwira menengah TNI menjadi kandidat utama pelaksana 'operasi terbatas' Aidit. Mereka adalah Kolonel Abdul Latief, Letkol Untung, dan Mayor Soejono.

Rapat persiapan dilakukan sampai sepuluh kali. Lokasinya berganti-ganti: rumah Sjam, Kolonel Latief, atau kediaman Kapten Wahyudi. Sasaran operasi terbatas PKI baru ditentukan pada 26 September 1965. Tim pelaksana menentukan ada 10 tokoh antikomunis yang harus "diamankan".

Selain tujuh nama jenderal TNI Angkatan Darat yang sudah umum diketahui, Sjam mengusulkan penculikan mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Wakil Perdana Menteri III Chairul Saleh, dan Jenderal Soekendro. Aidit yang mencoret tiga nama terakhir.

BACA JUGA:Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak

Kendati demikian, gerakan ini gagal dan langsung bisa diredam setelah tujuh orang gugur. Mereka adalah Anumerta Ahmad Yani, Letjen M.T. Haryono, Letjen Anumerta Raden Suprapto, Letjen Anumerta Siswondo Parman, Mayjen Anumerta Donald Ignatius Panjaitan, Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean. Setelah gerakan gagal, Sjam kabur ke Jawa Barat. Sedangkan Aidit tewas dieksekusi pada 22 November 1965 di Boyolali.

 

Sosok Misterius Sjam

 

Setelah sempat menghilang, Sjam akhirnya muncul dua tahun setelah gerakan gagal. Pada Juli 1967, ia menjadi saksi bagi Sekjen PKI Sudisman. Ia pun akhirnya sempat dipenjara di LP Cipinang.

Kategori :