BACA JUGA:5 Arti Ular Masuk ke Dalam Rumah, Pertanda Baik atau Bakal Mendapat Jodoh
Ijazah Ulama Nusantara juga berkaitan dengan karakteristik kekacauan masa ini. Panasnya persaingan dalam politik menjadikan keterpecahan dalam masyarakat luas. Insya Allah dengan menggunakan wasilah perantara Shalawat Asyghil keterpecahan, kekacauan segera berlalu.
Penciptaan shalawat Asyghil oleh Imam Jafar Ash-Shadiq menemukan momentum saat kaum muslimin sedang dalam suasana genting. Imam Jafar Ash-Shadiq yang wafat 138 H, sendiri merupakan salah seorang tonggak keilmuan dan spiritualitas Islam di awal masa keemasan umat Islam.
Dalam pandangan Imam Jafar Ash-Shadiq, kekacauan politik jangan sampai mengganggu proses pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
BACA JUGA:Plafon Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta, Pinjol Bank Jago Solusi Pinjamam Cepat dan Mudah
Saat itu, ilmu pengobatan, geografi, astronomi, kimia, sastra, mulai berkembang dan diminati. Sehingga di setiap Qunut, beliau berdoa menggunakan Shalawat Asyghil.
Selain dikenal sebagai Shalawat Asyghil, shalawat ini juga ada yang menyebutnya dengan nama Sholawat Dhalimin, Sholawat Salimin, Sholawat Sibuk. Prof. K.H. Ali YaBACA JUGA:Buruan Hapus! Berikut Ini 34 Aplikasi Pembobol Isi Rekening dan Bajak Akun WhatsAppfie berpendapat dalam menjawab pertanyaan terkait sholawat Asyghil.
Baginya, shalawat inilah yang digelorakan oleh ulama-ulama Sufi dunia Arab khususnya di Irak ketika negeri ini diserang oleh pasukan Mongol Hulagu Khan pada masa keruntuhan Dinasti Bani Abbasiyah pertengahan abad ke-13.
Dalam catatan sejarah menunjukan serangan tentara Mongol ke Irak menggunakan pasukan sebanyak 200 Ribu Pasuka pada tahun 1258 M. khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Mutasim dipenggal kepalanya dan runtuhlah dinasti Abbasiyah.