Produksi Beras dan Kelapa Sawit Bisa Anjlok
Fenomena El Nino dan kemarau di bulan Agustus dan September menyebabkan sektor pertanian di Asia terkena dampak negatif.
Apalagi curah hujan yang bakal lebih rendah di bulan September dapat mengancam pasokan produk pertanian. Produksi gandum di Australia direvisi menjadi lebih rendah akibat cuaca kering. Hujan monsun yang rendah juga mempengaruhi produksi beras di India.
Di Asia Tenggara, produksi minyak kelapa sawit diperkirakan akan berkurang. Sementara itu terjadi cuaca ekstrem di China yang merupakan negara importir jagung dan kedelai. Kondisi ini dikhawatirkan membahayakan ketahanan pangan.
“Kita sedang menghadapi cuaca El Nino yang sangat parah di beberapa belahan dunia, dan ini akan semakin intensif menjelang akhir tahun ini," kata Chris Hyde, ahli meteorologi di Maxar Technologies.
El Nino adalah pemanasan perairan Pasifik yang mengakibatkan kondisi kering di Asia, dan curah hujan berlebihan di sebagian Amerika Utara dan Selatan.
Sementara tanaman padi, kelapa sawit, tebu, dan kopi bakal terdampak oleh rendahnya curah hujan di Asia Tenggara. Indonesia dan Thailand menjadi negara yang paling merasakan dampak El Nino.
“Bagian timur Indonesia dan sebagian besar Thailand hanya mengalami sedikit hujan dalam 30 hingga 40 hari terakhir," kata Hyde dari Maxar.
Di India dan Australia Kekurangan Hujan
Hujan monsun di India penting untuk tanaman musim panas seperti padi, tebu, kedelai, dan jagung. Namun hujan monsun diperkirakan akan berkurang, menyentuh level terendahnya dalam 8 tahun terakhir.
BACA JUGA:LINK DANA Kaget 8 September, Ayo Klaim dan Dapatkan Saldo DANA Ratusan Ribu Rupiah di Jumat Berkah
“Bulan ini akan berakhir dengan defisit lebih dari 30 persen, menandai bulan Agustus sebagai bulan terkering yang pernah tercatat. El Nino juga akan mempengaruhi curah hujan di bulan September," kata seorang pejabat senior Departemen Meteorologi India.