Benteng tersebut dibangun di masa penjajahan Inggris di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet. Bentuk atau tipe bangunan serupa dengan bentuk benteng-benteng yang ada di Eropa, seperti kura-kura.
Pintu gerbang menjadi kepala kura-kura, dan area benteng menjadi badannya. Jika anda pernah nonton film Red Cliff, salah-satu film kolosal terbaik yang menceritakan tentang sebuah peperangan di China.
Dimana dalam film tersebut diperlihatkan formasi perang dalam bentuk formasi kura-kura adalah pertahanan yang sulit ditembus.
Kembali kepada bentuk Benteng Marlborough, mungkin saja bentuknya yang menyerupai kura-kura bertujuan untuk membangun sebuah benteng pertahanan yang sulit ditembus oleh pihak musuh.
Adapun sejarah penamaan Benteng Marlborough merujuk kepada nama Jenderal Inggris yang sangat terkenal yang bernama John Churchill Duke of Marlborough.
Suasana di Dalam Benteng Marlborough
Menyusuri Benteng Marlborough menjadi sebuah keindahan yang sulit dilukiskan. Keberadaan 72 meriam di area tersebut semakin menegaskan bahwa pengunjung sedang berada di sebuah benteng terbaik yang pernah ada di Indonesia.
Ada catatan khusus bagi penulis, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya terjatuh juga. Sehebat apapun pertahanan benteng tersebut, nyatanya masih bisa ditembus oleh masyarakat Bengkulu, luar biasa.
Kejadian pertama, benteng tersebut dibakar oleh rakyat Bengkulu sebagai bentuk perlawanan terhadap bentuk penjajahan. Sehingga para penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras.
BACA JUGA:Kemarau Panjang Landa Indonesia, Bantu dengan Doa Cara Rasulullah Ini
Kejadian ke dua pada tahun 1793, serangan kembali dilakukan oleh rakyat Bengkulu. Kali ini korban dari pihak Inggris lebih banyak, yang mengakibatkan opsir mereka yang bernama Robert Hamilton tewas.
Tidak berhenti sampai di tahun 1793, serangan yang dilakukan pada tahun 1807 mengakibatkan Residen Thomas Parr tewas. Kemudian untuk mengenang kejadian tersebut, pemerintah Inggris membangun monumen-monumen di Kota Bengkulu.
Berwisata ke Benteng Marlborough menjadikan bukan sekadar wisata biasa. Para pengunjung dapat memahami serta mengagumi perjuangan rakyat Bengkulu saat itu.