"Lokasinya tersebar di Pulau Sumatera (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), Pulau Kalimantan (terutama Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), Pulau Sulawesi dan Pulau Papua) dengan perkiraan total potensi mencapai 1,5 miliar ton," kata Yoseph.
Logam tanah jarang memang memiliki elemen strategis yang sangat tinggi dan sangat dibutuhkan di dunia. Sedangkan ketersediaannya tidak banyak. Selain itu pemilik teknologinya juga tidak banyak.
PT Timah sendiri sedang mencari teknologi untuk mengelola rare earth dari mineral monasit. Mineral tersebut banyak ditemukan di tambang timah.
BACA JUGA:6 Manusia Pertama di Dunia Menurut Berbagai Kepercayaan, Selain Adam dan Hawa
Untuk diketahui harga rare earth di China sedang bergejolak tinggi-tingginya yakni di level ratusan ribu dolar per ton. Harga tanah jarang telah melonjak sejak paruh kedua tahun 2021 di tengah kekhawatiran ketidakpastian pasokan dari Myanmar.
Harga rare earth paduan praseodymium-neodymium China berada di level US$ 218.395 per ton di awal Maret. Artinya, bila dirupiahkan mencapai Rp 3,13 miliar. Material itu digunakan untuk membuat magnet super kuat untuk motor kendaraan listrik.
Tim liputan