NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Tiupan terompet sangkakala Malaikat Israfil menjadi tanda terjadinya hari kiamat. Semuanya akan terjadi atas izin Allah SWT.
Ada banyak penjelasan tentang terompet sangkakala ini. Khususnya jumlah tiupan sangkakala. Sebagian ulama berpendapat sangkakala ditiupkan dua kali, namun ada juga yang berpendapat tiga kali.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Israfil, kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.
BACA JUGA:Pendaftaran Dibuka, 556 Formasi PPPK Diperebutkan Guru dan Tenaga Kesehatan
Saya bertanya: “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?”
Jawab Rasulullah: “Bagaikan tanduk dari cahaya.”
Saya tanya: “Bagaimana besarnya?”
Jawab Rasulullah: “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama: Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua: Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan sangkakala atau terompet Malaikat Israfil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata atau gaib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet Malaikat Israfil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam gaib.
BACA JUGA:Ribuan Pengikut Negara Islam Indonesia Ada di Al-Zaytun? Baru 280 Sudah Ikrar Setia NKRI
Walaupun dalam hadist di atas disebutkan sangkakala tiga kali ditiup, namun ada pendapat lain yang menyatakan sangkakala dua kali ditiup.
Diantara ulama yang berpendapat dua kali ditipu adalah Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah, Al-Qurthubi dan Ibnu Hajar rahimahumullah.
Tiupan sangkakala yang pertama disebut dengan nafkhotul faza’ wa ash-sha’qi, yaitu tiupan yang menyebabkan terkejutnya seluruh makhluk sehingga menyebabkan kematian mereka.
Menurut ulama yang berpendapat tiupan sebanyak dua kali, nafkhotul faza’ dan nafkhotu ash-sha’qi ini dua hal yang terjadi dalam satu waktu (satu tiupan), bukan dua tiupan yang terpisah. Artinya, mereka terkejut dan kemudian mati karenanya.