اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ
وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin
Wa Akhrij-na min Bainihim Saalimin, wa Ala Aalihi wa shahbihi Ajmain
Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berilanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.
Munculnya Sholawat Asyghil berasal jauh pada masa akhir Dinasti Bani Umayyah yang berkuasa tahun 41-133 H/ 661-750 M dan awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyyah.
BACA JUGA:Ini 5 Waktu yang Disunahkan untuk Membaca Sholawat Nabi, Termasuk Sebelum Memanjatkan Doa
Pergantian tampuk kekuasaan menjadikan kehidupan politik, sosial bahkan keagamaan menjadi terguncang. Ketidak-stabilan politik berimbas kekacauan dimana-mana.
Pencetus Sholawat ini adalah adalah cucu urutan ke lima Rasulullah SAW yaitu Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo suami dari Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah.