BACA JUGA:Gadai Emas di Pegadaian Bisa Pinjam Rp500.000.000, Tanpa Surat juga Bisa
Peningkatan Kualitas
Seiring perjalanan waktu, kemampuan pasukan ini terus diasah dan ditingkatkan dengan beragam latihan. Dari infanteri reguler, skill dikhususkan pada lintas udara atau Linud. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar Para di Batujajar, pada 20 Mei 1966 nama Batalyon menjadi sebagai Yonif Linud 305/Tengkorak Brigif 17 Linud Kujang, Kodam VI/Siliwangi.
Setahun kemudian, pasukan menempuh pendidikan raider di Kompleks Cititis, Garut. Pada 20 Januari 1968, Yonif Linud 305/Tengkorak menjadapat julukan Kujang Raider.
Raider merupakan salah satu pasukan elite TNI AD. Setiap prajurit Raider wajib punya kemampuan operasi di semua medan seperti kota, hutan, gunung, sungai, rawa, laut, pantai, dan udara.
BACA JUGA:Lagi Hits dan Ampuh, Ini 6 Rekomendasi Produk MS Glow, Atasi Wajah Berjerawat
Setiap prajurit Raider menguasai 3 kemampuan yakni, kemampuan sebagai pasukan antiteroris untuk pertempuran jarak dekat. Kemampuan sebagai pasukan lawan gerilya dengan mobilitas tinggi, dan Kemampuan untuk melakukan pertempuran-pertempuran panjang.
Tahun 1975, markas batalyon berpindah dari Garut ke Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat. Pada 2015 lalu, sebanyak personel Yonif Linud 305/Tengkorak kembali melangsungkan kegiatan latihan Raider di Pusdikpassus, Batujajar, Bandung. Berdasarkan Peraturan KSAD Nomor 55 Tahun 2016, Yonif Linud 305 / Tengkorak menjadi Yonif Para Rider 305/Tengkorak.
BACA JUGA:Sholat Dhuha Bisa Dikerjakan 2 atau 4 Rakaat, Doanya Dibaca 40 atau 100 kali
Pengalamaan Tugas
Sepanjang sejarahnya, pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak telah kenyang dalam pengalaman tempur.
Sejak perang kemerdekaan melawan upaya kembalinya Belanda menguasai Indonesia, Pasukan Tengkorak juga menghadapi berbagai pemberontakan di dalam negeri.
Pasukan Tengkorak terlibat dalam operasi penumpasan DI/TII dan penyelamatan Panji SIliwangi pada 1949, juga Operasi PRRI/Permesta pada 1950, Operasi Dwikora pada 1964-1965, penumpasan G30S/PKI tahun 1965, penumpasan PGRS PARAKU Kalbar tahun 1968, hingga penumpasan Gerakan Aceh Merdeka pada 2002.
Pasukan Tengkorak juga dikirim ke Timor Timur dalam Operasi Seroja. Pasukan bertugas pada 1976-1977, 1980-1981, 1986-1987, dan 1994-1995 sebelum akhirnya lepas dari Indonesia pada 1999.
Selain itu, Pasukan Tengkorak juga ditugaskan dalam misi internasional sebagai pasukan perdamaian PBB.
Mereka terlibat Operasi Perdamaian di Kamboja sebagai Pasuskan Garuda XII-A sampai dengan C pada 1992, Operasi Perdamaian di Lebanon sebagai Pasukan Garuda XXIII-A pada 2006-2007, juga Operasi Perdamaian di Lebanon pada 2015-2016.