PH dan TDS Dalam Minuman
Untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan dalam suatu larutan atau air minum dalam kemasan adalah menggunakan pH. Air murni dan memiliki kadar 7,0 bersifat netral pada suhu 25°C. Dan air minum rendah pH Airnya kurang dari 7,0
BACA JUGA:Ember Bakal Penuh dengan Ikan Jika Pakai Umpan Pancing Berikut Ini
Air minum tersebut dikatakan bersifat asam, sedangkan jika lebih dari 7,0 dikatakan bersifat basa atau alkali. Minuman dengan pH antara 1,8 contohnya air jeruk nipis, pH hingga 8,5 misalnya soda kue,
Sedangkan minuman dengan pH 1,5 terdapat pada cairan lambung.
Menurut WHO, sebaiknya TDS yang ada pada air untuk dikonsumsi yang kita konsumsi di atas 100 ppm atau mg/l. TDS yang kurang dari 100 ppm, memang masih tergolong aman untuk diminum, namun masih kurang bervitamin. Pada umumnya, jika terjadi peningkatan TDS dalam air, maka akan menyebabkan peningkatan kesadahan dalam air.
Air Mineral
Banyaknya jenis air minum dalam kemasan yang beredar, membuat masyarakat makin akrab dengan jenis air minum termasuk air minum pH tinggi. Apalagi jika dilihat pascapandemi lalu, masyarakat makin peduli dengan pilihan dan kulitas air minumnya. Bagi yang memilih air minum pH tinggi untuk dikonsumsi sehari-hari, perhatikan hal-hal ini.
BACA JUGA:Pernah Lihat Hewan Berkaki Tiga? Abu Nawas Untung Besar karena Hewan Itu
1. Tingkat pH Air
Meski air minum pH tinggi ini mengandung pH yang lebih tinggi dari air mineral biasanya, perhatikan juga tingkat pH nya. Jika terlalu tinggi bisa menimbulkan efek samping yang disebut alkalosis metabolik.
Biasanya gejala yang timbul adalah mual, muntah hingga kesemutan di ekstremitas atau wajah. Badan Pengawas Obat Makan (BPOM) menyarankan air minum pH tinggi yang aman di konsumsi ada di angka pH 8-9.
2. Terdaftar di BPOM dan SNI
Banyaknya jenis air minum pH tinggi membuat masyarakat harus lebih jeli. Jangan termakan campaign-campaign gelap di pasaran. Pastikan air minum pH tinggi yang dikonsumsi aman dan terdaftar di BPOM.
3. Jeli Akan Kandungan TDS
TDS atau total dissolved solids menunjukkan jumlah zat padat terlarut dalam air. Ini bisa menjadi indikator jumlah partikel dari zat organik maupun nonorganik yang ada di didalam air minum tersebut, contohnya natrium, kalsium, dan magnesium yang biasa ditemukan dalam air minum pH tinggi. Menurut WHO kandungan mineral tersebut tidak berbahaya selama tidak mempengaruhi rasa, bau, dan warna air. WHO menetapkan standar kandungan TDS dalam air mineral.