Dome of The Rock berbentuk oktagonal atau persegi delapan. Struktur bangunan mengambil tradisi arsitektur khas Bizantium pada abad ke-7. Tahapan pembangunan sekaligus menunjukkan gaya arsitektur yang berbeda untuk pembangunan masjid.
BACA JUGA:Bangunan Penting Bagi Islam, Begini Sejarah Masjid Al Aqsa, Katanya Didirikan Malaikat
Kubah batu tersebut memiliki diameter sekitar 65 kaki atau 20 meter. Di bawah kubah, terdapat batu yang diyakini sebagai pijakan Nabi Muhammad ketika perjalanan Isra Mikraj. Batu tersebut dilindungi oleh pagar dan terdapat tangga yang mengarah ke gua, yang terdapat di bawah permukaan batu.
Perbedaan Masjidil Aqsa dan Dome of the rock
Masjidil Aqsa atau Masjid Al-Aqsa juga disebut dengan Baitul maqdis adalah nama sebuah kompleks seluas 144.000 meter persegi yang berada di Kota Lama Yerusalem.
Tempat ini sering dikelirukan dengan Jami’ Al-Aqsha atau Masjid Al-Qibli. Jami’ Al-Aqsha adalah masjid berkubah biru yang menjadi bagian dari kompleks Masjidil Aqsa sebelah selatan. Sedangkan Masjidil aqsa sendiri adalah nama dari kompleks tersebut, yang di dalamnya tidak hanya terdiri dari Jami’ Al-Aqsha (bangunan berkubah biru) itu sendiri, tetapi juga Kubah Shakhrah (bangunan berkubah emas) dan berbagai situs lainnya.
BACA JUGA:Begini Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Lewat Online, Dijamin Tidak Menunggak
Masjidil Aqsa merupakan kompleks masjid yang didirikan oleh khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan dan diselesaikan oleh putranya Al-Walid pada tahun 705 M. Masjidil Aqsa merupakan perkembangan dari rumah ibadah kecil yang didirikan oleh Umar bin Khattab pada saat penaklukan Islam pertama di Yerusalem.
Kompleks Masjidil Aqsa lebih dikenal dengan Al-Haram Asy Syarif yang artinya “tanah suci yang mulia” oleh orang Islam. Terdapat batu suci di dalamnya yang sering disebut Baitul Maqdis oleh orang Islam.