BACA JUGA:Hati-hati, Ini 8 Tanda Kamu Diikuti Mahluk Halus, Diantaranya Ada Keinginan yang Aneh
Sebagai informasi, BMKG juga mewanti-wanti seluruh masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (Pancaroba) dari musim kemarau ke musim hujan.
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es," ungkap Kepala BMKG Dwikorita, dikutip dari situs resminya.
Disebutkannya bahwa, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
BACA JUGA:Cara Islam, Ini Amalannya untuk Melindungi Diri dan Keluarga dari Mahluk Halus
Akan tetapi, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
Ia juga menyebut bahwa awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh disaat pagi menjelang siang. Kemudian, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas.
Tetapi, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.
BACA JUGA:Bukan Jimat, tapi Ini Barang yang Wajib Dibawa saat Ujian SKD CPNS 2023
“Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” terangnya.
Selanjutnya, BMKG juga memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober hingga Desember 2023.
BACA JUGA:Tengah Malam Rumah Tua Terbakar, Pemiliknya Seorang Nenek
Yakni sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen. Sedangkan untuk puncak musim penghujan umumnya diprakirakan pada bulan Januari sampai Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1 persen).
Demikian mengenai informasi dari BMKG. Semoga bermanfaat dan tetaplah berhati-hati. (Tim)