NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya bahwa kedudukan manusia dihadapan Allah adalah sama atau setara, baik pejabat atau rakyat, bos atau seorang jongos, kyai atau santri, raja atau golongan sudra, konglomerat atau orang melarat, yang membedakan hanyalah ketakwaannya saja.
Begitu juga orang yang dekat dengan Nabi pada hari kiamat bukan karena kekayaannya atau jabatannya, apalagi karena nasabnya.
BACA JUGA:Sudahkah Kita Termasuk? Ini 7 Tanda Orang Yang Mencintai Rasulullah SAW
Orang-orang yang bisa dekat dengan Rasulullah pada hari kiamat nanti akan berkemungkinan besar termasuk orang-orang yang masuk ke dalam surga.
Untuk dapat menjadi orang yang memiliki kedekatan dengan Rasulullah di hari kiamat, tentu saja ada amalan-amalan yang harus dilakukan.
BACA JUGA:7 Golongan Orang yang Mendapat Syafaat Rasulullah SAW di Hari Kiamat, Siapa Saja?
Di akhirat, Rasulullah adalah manusia sentral yang kepadanya manusia berbondong-bondong meminta syafaat. Maka dekat dengan Rasulullah pada saat itu adalah kesuksesan besar. Kedudukannya menjadi mulia, posisinya aman, dan dijamin selamat dari dahsyatnya adzab.
Bagaimana cara menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah di akhirat? Siapakah orang yang paling dekat dengan Rasulullah di hari kiamat? Beliau sendiri telah memberitahukan kepada umatnya.
BACA JUGA:Inilah 3 Ciri Pengikut Nabi Muhammad SAW, Dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Fath Ayat 29
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
“Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku” (HR. Tirmidzi; hasan)
Syaikh Mushthofa Al Bugho dan empat ulama lainnya dalam Nuzhatul Muttaqin menjelaskan, “Hadits ini berisi anjuran memperbanyak shalawat atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tingginya derajat orang yang memperbanyak shalawat di hari kiamat kelak.”
BACA JUGA:Siti Khadijah, Ibunya Umat Muslim, Setia Mendampingi Nabi Muhammad hingga Dipanggil Sang Kuasa
Para ulama menerangkan, ketika dalam hadits disebut hari kiamat, yang dimaksud bukanlah sebatas saat kiamat saja. Tetapi sering kali maksudnya adalah akhirat. Tergantung konteks hadits tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah yang menyebutkan al hajju arafah. Haji adalah wukuf di Arafah. Tentu saja, wukuf bukanlah keseluruhan haji.