JAKARTA, RBTVCAMKOHA.COM – Sejak Indonesia dilanda pandemi, sejumlah kebijakan diberikan Kemendikbud Ristek kepada sekolah yang membuat para guru bekerja seperti sedia kala. Semua guru di sekolah tetap melaksanakan kegiatan belajar meski di tengah situasi sulit.
BACA JUGA:Miskin Ekstrem Dapat Bansos, Ini 7 Bantuan Fantastis 2023
Kebijakan Kemendikbud Ristek tersebut dirasakan oleh seluruh sekolah di Indonesia. Dalam pidatonya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 20 Mei 2022 lalu, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menyampaikan bahwa kebijakan tersebut diambil sebagai upaya mengatasi tantangan di era pandemi.
Dikatakan Mendikbud, tak ada yang menyangka situasi buruk yang melanda Indonesia kala itu sehingga juga berdampak pada dunia pendidikan.
BACA JUGA:Khusus Peserta PBI, Rawat Inap Bisa Dapat Bantuan hingga Rp 5 Juta
Sistem pendidikan Indonesia pernah mengalami situasi yang sangat rumit dengan kehadiran pandemi.
"Tak terbayangkan sebelumnya," kata Nadiem Makarim dalam sambutannya saat Hardiiknas 2 Mei 2022 yang lalu.
Sehingga Kemendikbud Ristek menerapkan sejumlah strategi dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satunya dengan menerapkan konsep belajar merdeka. Situasi yang serba rumit itu bisa dilalui Indonesia meski dengan langkah pendidikan yang juga melambat.
BACA JUGA:Mau Bansos Prakerja Bisa Cek Link Www.prakerja.go.id
Kata Pria yang akrab disapa Mas Menteri ini, konsep dan kebijakan program Merdeka Belajar sudah mulai disosialisasikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Di awal pandemi, kurikulum merdeka belajar dirancang agar para siswa tetap mendapatkan haknya sebagai murid. Hasilnya terbukti telah membantu para siswa di tengah pandemi. Salah satunya yang menyenangkan adalah anak-anak Indonesia tidak perlu lagi pusing dengan tes kelulusan."Karena asesmen nasional yang sekarang ini kita gunakan tidak bertujuan menghukum guru dan murid tetapi lebih pada bahan refleksi untuk lebih maju lagi," sebut Mendikbud.
BACA JUGA:PGRI Ada Rencana Usulkan Lato-lato Dilarang Bawa ke Sekolah
Kurikulum merdeka sebagai bagian upaya pemulihan pembelajaran dikembangkan dengan kerangka kurikulum yang lebih flesksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
BACA JUGA:Lato-lato Ada Manfaatnya, Kadis: Bisa Menjadi Kegiatan Ekstrakurikuler, Asal..
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Pada Agustus 2022 lalu, Kemendikbud Ristek melaporkan sudah ada sekitar 142.000 sekolah di Indonesia yang bersedia menggunakan kurikulum merdeka.
BACA JUGA:Lubuk Resam Kaya Potensi Wisata, Dandim: Tolong Perbaiki Jalannya
Apa yang didapat sekolah jika menerapkan Kurikulum Merdeka?
Kemendikbud Ristek menawarkan sejumlah bantuan kepada sekolah dan guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Bantuan itu mulai dari pendampingan, penyiapan sumber materi ajar hingga bahan mengajar.
Dikutip dari medcom.id, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Said Hamid Hasan, mengkritisi jangan sampai sekolah memilih menerapkan Kurikulum Merdeka hanya karena demi mendapat bantuan saja.
Hamid menegaskan sekolah tak boleh memilih hanya karena mendapat bantuan, namun sekolah mesti tahu alasan memilih Kurikulum Merdeka dan cara mengimplementasikannya.
BACA JUGA:Cari Idolamu, Ini 10 Pria Paling Tampan Tahun 2022
Lalu bagaimana untuk di Provinsi Bengkulu, apakah semua sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka?
Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu pada Juli 2022, belum seluruh sekolah di Bengkulu yang menerapkan kurikulum merdeka atau baru 712 sekolah. Dari jumlah tersebut, t erbanyak sekolah di Bengkulu utara yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Setidaknya ada tiga keuntungan kurikulum merdeka. Pertama lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum merdeka lebih fokus pada materi yang esensi dan pengembangan potensi peserta didik pada fasenya. dengan demikian proses pembelajaran lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.
Keuntungan kedua, lebih merdeka. bagi peserta didik SMA, tidak ada program peminatan. Sehingga peserta didik memilih pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya. Kemudian keuntungan ketiga lebih relevan dan interaktif. pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas bagi murid untuk mengeksplorasi isu-isu aktual.
(Tim Liputan)