4. Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, di mana plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim (pembukaan rahim). Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan yang berlebihan atau perdarahan di bagian bawah rahim atau area plasenta yang menutupi leher rahim.
Faktor risiko lain yang terlibat adalah abnormal implantasi dari plasenta, memperlambat pertumbuhan janin, kelahiran prematur, cacat lahir dan infeksi selama kehamilan.
BACA JUGA:Ketika Usia Anak 0 Bulan Sampai 3 Tahun, Seharusnya Perkembangan Motoriknya Sudah Seperti Ini
5. Anemia
Tubuh memerlukan zat besi, vitamin B12, serta asam folat yang berfungsi untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein pada sel darah merah yang berfungsi mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Saat hamil, kebutuhan darah pada ibu hamil akan meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun, anemia bisa terjadi jika tubuh ibu hamil tidak mampu memproduksi lebih banyak hemoglobin.
Anemia saat hamil umumnya ditandai dengan pucat, letih, pusing, sulit berkonsentrasi, bahkan sesak napas. Ini merupakan hal yang perlu diwaspadai. Pasalnya, anemia yang tidak ditangani bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau memiliki pola makan tidak sehat.
BACA JUGA:Gadis Cantik yang Durhaka Terhadap Ibu Kandung Menjadi Legenda Batu Menangis dari Kalimantan
6. Perdarahan
Perdarahan dapat disebabkan oleh proses melekatnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim (implantasi). Namun, perdarahan juga bisa menjadi komplikasi kehamilan yang serius, seperti kehamilan ektopik. Hal ini terjadi jika perdarahan disertai dengan nyeri atau kram perut yang hebat, hingga perdarahan banyak dari vagina.
Perdarahan saat hamil tidak boleh diremehkan meskipun hanya berupa bercak darah yang jumlahnya sedikit. Jika terjadi, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan untuk mendapat penanganan yang tepat.
7. Kurang Cairan Ketuban
Di dalam rahim, janin akan tumbuh dan berkembang di dalam kantung berisi cairan ketuban. Fungsi cairan ketuban adalah melindungi janin dari benturan dan infeksi, menjaga suhu rahim stabil, serta mengoptimalkan perkembangan organ-organ janin.
Jumlah cairan ketubani akan terus berkurang mulai dari usia kehamilan 38 minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun, penurunan volume cairan ketuban yang terlalu cepat juga perlu diwaspadai. Hal ini bisa menyebabkan komplikasi, seperti perkembangan organ janin yang tidak sempurna serta persalinan prematur.