CHINA, RBTVCAMKOHA.COM - Pengembangan Teknologi Bawah Air Tiongkok Mengakhiri Dominasi tanpa Syarat AS di Samudra Pasifik.
Beijing menutup salah satu kesenjangan terbesar yang memisahkan militer AS dan Tiongkok selama beberapa dekade.
Dia membuat kemajuan dalam pengembangan teknologi bawah air, termasuk produksi kapal selam nuklir serang baru, yang akan menimbulkan konsekuensi serius dalam potensi konflik Taiwan dan berdampak negatif pada kemampuan armada Amerika, tulis The Wall Street Journal.
BACA JUGA:Semakin Panas Donald Trump Vs Joe Biden, Begini Pernyataan Trump
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kapal selam Tiongkok, yang “ berisik dan mudah dideteksi ”.
Pada saat yang sama, militer Tiongkok harus melakukan upaya besar-besaran untuk menemukan kapal selam Amerika yang “sangat tenang”, tulis The Wall Street Journal.
Namun kini Beijing menutup salah satu kesenjangan terbesar yang memisahkan militer AS dan Tiongkok selama beberapa dekade. Dia membuat kemajuan dalam pengembangan teknologi bawah air, yang akan berdampak serius pada potensi konflik di Taiwan, catat publikasi tersebut.
Dilihat dari citra satelit, pada awal tahun, China meluncurkan kapal selam serang bertenaga nuklir yang menggunakan sistem propulsi pompa jet, bukan baling-baling. Selain itu, negara ini sedang mengalami perluasan produksi kapal selam nuklir, artikel tersebut menekankan.
Pada saat yang sama, menurut WSJ, Pasifik Barat menjadi tempat yang semakin berbahaya bagi armada Amerika. Tiongkok sedang membangun jaringan sensor di sepanjang pantainya, yang dikenal sebagai “Tembok Kapal Selam Besar”, yang memungkinkannya mendeteksi kapal musuh dengan lebih baik.
Pada musim panas, Tiongkok melakukan latihan pencarian kapal selam skala besar di Laut Cina Selatan, yang berlangsung lebih dari 40 jam. Selain itu, angkatan laut Beijing dan Moskow melakukan manuver perang anti-kapal selam bersama di lepas pantai Alaska, kenang publikasi tersebut.
“Semua peristiwa ini berarti bahwa era dominasi AS tanpa syarat di perairan sekitar Tiongkok akan segera berakhir ,” catat WSJ.
Pensiunan perwira Angkatan Laut AS Christopher Carlson yakin Angkatan Laut AS memerlukan strategi baru untuk memerangi musuh bawah air yang lebih kuat. Dia yakin Washington akan membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk mendeteksi, melacak, dan berpotensi menyerang kapal selam Tiongkok generasi baru yang lebih senyap. “
BACA JUGA:Sudah Ikut Seleksi Akhir Mitra Statistik BPS 2024 Belum? Ini Aturan Tes Wawancaranya