Rasulullah menjawab, "Hati ikan paus,"
Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa makanan mereka setelah itu?"
Rasulullah menjawab, "Mereka disembelihkan lembu jantan surga yang dimakan dari bagian-bagian ujungnya,"
BACA JUGA:KUR BNI Pinjaman Rp 20 Juta, Cicilan Bulanannya Sangat Ringan hanya Rp 300 Ribuan, Ini Syaratnya
Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa minuman mereka?"
Rasulullah menjawab, "Dari mata air yang disebut dengan salsabil." (HR Muslim)
Dalam buku Al-Hayaatu fil-Qur'an al-Kariim oleh Ahzami Samiun Jazuli disebutkan apabila mata air dan sumur di dunia dapat kering, lain halnya dengan mata air di surga. Sumber air surga menyemburkan air berlimpah yang abadi. Keabadian pancarannya ini menggambarkan keindahan penciptaannya.
Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Ar Rahman ayat 66 yang berbunyi:
فِيْهِمَا عَيْنٰنِ نَضَّاخَتٰنِۚ
Artinya: "Di dalam keduanya ada dua mata air yang memancar tanpa henti."
Ibnu Qayyim dalam bukunya yang berjudul Hadil Arwah ila Biladil Afrah, menerangkan bahwa air yang diminum para hamba yang dekat dengan-Nya (muqarrabun) adalah air murni. Sementara minuman hamba-Nya yang taat (abrar) yakni dicampur dengan sesuatu.
BACA JUGA:KUR BNI Pinjam Rp 30 Juta, Cicilan Bulanannya hanya Rp 500 Ribuan, Penuhi Syarat Berikut
Dalam surah Al Insan ayat 17-18, Allah SWT berfirman:
وَيُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيْلًاۚ - 17 عَيْنًا فِيْهَا تُسَمّٰى سَلْسَبِيْلًا - 18
Artinya: "Di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe (yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsabil." (QS Al Insan: 17-18)
Ibnu Qayyim menuturkan bahwa campuran minuman para hamba Allah SWT dari mata air surga terdapat dua macamnya berdasarkan ayat-ayat di atas. Pertama, campuran dari mata air Kafur, yang airnya dingin dan beraroma wangi, airnya jernih serta rasanya enak.