BACA JUGA:Apakah Pensiunan Dapat THR dan Gaji 13? Seperti Ini Ketentuannya dari Pemerintah
Tentu saja, fenomena Ramadhan berkali-kali pada tahun 2030 ini menjadi momen yang bersejarah dan membawa semangat baru bagi umat muslim.
Mereka dapat merenungkan makna dan tujuan di balik ibadah puasa ini, serta memperkuat komitmen dalam menjalankan ajaran agama dengan lebih baik.
Dengan demikian, tahun 2030 memang menjadi tahun yang istimewa bagi umat muslim, karena mereka akan mengalami Ramadhan berkali-kali.
Fenomena ini memberikan kesempatan yang berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan ibadah, dan memperkuat ikatan sosial dalam komunitas muslim di seluruh dunia.
BACA JUGA:Keunggulan Pertamax Green RON 92 yang Bakal Menggantikan Pertalite RON 90, Begini Perbandingannya
Sementara itu, bulan Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia. Sebab, ganjaran pahala yang diberikan akan berkali lipat bagi siapa saja yang berbuat kebaikan di bulan Ramadan.
Namun, tahukah kamu bahwa tidak hanya fenomena Ramadhan pernah terjadi dua kali dalam setahun dan diprediksi Kembali akan terjadi 2 kali di tahun 2030 mendatang saja.
Akan tetapi, di bulan Ramadan juga pernah terjadi beberapa peristiwa sejarah penting di dunia. Salah satunya bahkan ada sejarah negara kita, Indonesia.
Berikut ini fenomena sejara yang pernah terjadi di bulan Ramadhan.
Selama ini kita tahu jika Hari Proklamasi negara Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945. Tapi, kamu sudah tahu belum kalau Hari Proklamasi kita ternyata bertepatan dengan bulan Ramadan, tepatnya pada 9 Ramadan 1334 H (Hijriyah)?
BACA JUGA:Ini Jadwal Penerapan Ganjil Genap di Tol Saat Mudik Lebaran 2024,Salah Jadwal Resiko Tilang ETLE
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI membuktikan bahwa, bulan Ramadan ternyata memiliki makna khusus bagi rakyat Indonesia, tidak hanya untuk umat Muslim di Indonesia.
Ada hal menarik lainnya. Bung Karno ternyata meminta saran dari beberapa ulama dalam memersiapkan kemerdekaan.
Tanggal 17 Agustus merupakan saran yang diberikan oleh K. H Abdoel Moekti yang merupakan ulama Muhammadiyah.