NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Unik, tradisi Piknik Iftar saat ramadan di India, intip 5 tradisi unik saat Ramadan di berbagai Negara.
Bulan Ramadhan tidak hanya dikenal dengan puasa, tetapi juga dipandang sebagai bulan suci yang kaya dengan praktik budaya.
Di seluruh dunia, umat Islam merayakan momen ini dengan cara yang meriah, yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Mulai dari piknik iftar di India, letusan meriam di pinggir jalan di Lebanon hingga tradisi mengecat rumah berwarna warni di Maroko.
BACA JUGA:Intip Tradisi Ramadan Muslim Cham di Vietnam, Tak Wajib Puasa dan Salat
Yuk Intip 5 tradisi unik saat Ramadan di berbagai negara berikut ini.
1. Piknik Iftar (Delhi India)
Delhi, kota di India yang dikenal karena memiliki populasi Muslim dan Hindu yang sangat besar. Seperti di beberapa wilayah di India lainnya, kebiasaan dan adat Islam dan Hindu saling menyatu di Delhi. Salah satu contohnya adalah tradisi piknik iftar. Kegiatan ini dilakukan selama bulan Ramadhan oleh masyarakat Delhi, baik Muslim maupun yang beragama lainnya.
Piknik iftar ini adalah pertemuan yang biasanya dilakukan di jalan setelah waktu magrib tiba. Selain itu, kegiatan ini juga dapat dilakukan di teras masjid. Tujuannya adalah untuk berbuka puasa bersama-sama. Keberagaman budaya dan agama yang ada di Delhi. Menarik ya, Sahab
BACA JUGA:Gus Baha Tidak Salat Tarawih Satu Bulan Penuh Saat Ramadan, Ternyata ini Alasannya
2. Tradisi Menembakkan Meriam (Lebanon)
Di banyak negara di Timur Tengah, terdapat tradisi menembakkan meriam setiap hari selama bulan Ramadan untuk menandakan waktu berbuka puasa. Tradisi ini dikenal sebagai midfa al iftar dan pertama kali dilakukan di Mesir lebih dari 200 tahun yang lalu, saat negara itu diperintah oleh penguasa Ottoman Khosh Qadam.
Saat menguji coba meriam baru kala matahari terbenam, Qadam secara tidak sengaja menembakkannya, dan suara yang bergemuruh di seluruh Kairo mendorong banyak warga sipil mengira bahwa itu merupakan cara baru untuk menandakan akhir puasa. Banyak yang berterima kasih atas temuannya tersebut, kemudian anak perempuannya, Haja Fatma, mendesaknya untuk menjadikan ini sebagai tradisi.
Praktik ini menyebar ke banyak negara di Timur Tengah, termasuk Lebanon, di mana meriam digunakan oleh Ottoman untuk menandai berbuka puasa di seluruh negeri.
Tradisi unik ini sempat terancam hilang pada tahun 1983 setelah invasi yang berujung pada penyitaan beberapa meriam karena dianggap senjata. Akan tetapi, tradisi ini berhasil dihidupkan kembali oleh Tentara Lebanon setelah perang dan masih berlanjut hingga saat ini.