Mengenal Tokoh Sufi, Merekalah Tokoh dengan Konsep Tasawuf yang Monumental

Rabu 10-04-2024,05:47 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

1. Abu Yazid Al Busthami dengan konsep fana, baqa dan ittihad; fana adalah penghancuran diri, baqa adalah tetap/terus hidup. Fana dan baqa ini merupakan kembar dua. 

BACA JUGA:Ingin Pinjam Uang di KTA Bank Tercepat Cair? Coba DBS, Ini Syarat dan Ketentuan yang Berlaku

Dalam tasawuf agar fana dan baqa tercapai harus melalui 3 aspek, yaitu takhllii yang artinya mengosongkan diri dari perangai yang tercela, tahallii berarti menghiasi diri dengan akhlak terpuji, dan tajallii berarti mengalami kenyataan atau penyatuan dengan tuhan. 

Penyatuan dengan Tuhan inilah yang disebut dengan Ketika berada di pintu gerbang ittihad ini seorang sufi mengeluarkan syatahat yaitu ucapan-ucapan yang aneh dan tidak biasa yang sulit dipahami oleh orang awam.

2. Rabi’ah al-Adawiyah dengan konsep mahabbah; pengertian mahabbah Rabiah terungkap dari tiga hal: 

- Memeluk kepatuhan pada Allah SWT dan membenci sikap melawan kepada-Nya; 

- Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi; 

- Mengosongkan diri dari segala sesuatu kecuali dari yang dikasihi. Cinta Rabi’ah kepada Allah SWT tidak menyisakan tempat sedikit pun di hatinya untuk mencintai makhluk bahkan untuk membenci iblis sekalipun.

BACA JUGA:6 Ulama Sufi Terkemuka di Indonesia, Berikan Kontribusi Besar dalam Memperkuat Toleransi Antar Umat Beragama

3. Al-Ghazali dengan konsep makrifat. Berkat figur Al-Ghazali lah praktik sufi dapat menyebar mengarah pada situasi di mana sufisme dapat dijabarkan dengan jelas dan selaras dengan aspek-aspek lain dalam tradisi agama dan intelektual Islam. 

Awalnya beliau sangat kuat pada teologi sunni, prinsip-prinsip yurisprudensi, bahkan filsafat, beliau melegitimisi sufisme dalam dimensi eksoteris penganut Islam sunni.

Makrifat adalah pengetahuan hakiki tentang Tuhan di mana pengetahuan ini hanya bisa diperoleh oleh seorang sufi dengan perantara hati sanuabarinya hingga hati ini penuh dengan cahaya Tuhan. 

Makrifat ini adalah pemberian Tuhan, bukan hasil pemikiran manusia. Dengan makrifat inilah terkuak rahasia-rahasia Tuhan baginya dan ia semakin dekat kepada Tuhan.

BACA JUGA:Lakukan Puasa dan Sholat Id Lebih Dulu, Benarkah Jemaah Aolia Menganut Aliran Sufisme?

4. Ibn Arabi dengan faham wahdatul wujud; yang artinya kesatuan wu jud. Faham ini mengatakan bahwa dalam tiap-tiap yang berwujud terdapat sifat ketuhanan (haq) dan sifat kemakhlukan (khalq).

Makhluk dijadikan dan wujudnya bergantung pada wujud Tuhan, sebagai sebab dari segala yang berwujud. 

Kategori :