
BACA JUGA:Apa Itu Virus Rubella? Ini Penyebab, Gejala dan Pengobatan Herbalnya
Dalam sebuah video yang diunggah oleh Youtube Deutsche Bank pada Februari 2021 berjudul "The Oxford Vaccine: Meet The Team Behind The Breakthrough", Indra menyebut, dirinya berfokus pada pengembangkan vaksin untuk penyakit menular seperti HIV, ebola, dan penyakit lain yang berpotensi menimbulkan pandemi seperti SARS, MERS, dan kini COVID-19.
BACA JUGA:Solusi Saraf Kejepit Tanpa Operasi, Cukup Minum Rebusan Daun Alami Ini, Dijamin Ampuh!
Nama Indra Rudiansyah menggema di tanah air. Ia diapresiasi oleh sejumlah tokoh, misalnya politisi Budiman Sudjatmiko.
Di kesempatan lainnya, kiprah Indra dalam tim penemu vaksin AstraZeneca diapresiasi oleh juru bicara pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro.
BACA JUGA:Selain Menyegarkan, Ini Lho Manfaat Air Rebusan Nanas untuk Wanita, No 6 Bisa Turunkan Berat Badan
Sementara itu, meski digunakan oleh seluruh warga dunia, tidak banyak publikasi soal tim yang berjasa di balik proses pengembangan vaksin tersebut. Baru kali ini, publik berkesampatan mengenal Sarah Gilbert, salah satu penemu vaksin AstraZeneca (AZ) lewat video yang viral di media sosial.
BACA JUGA:Rebusan Serai Ampuh Mengatasi Masalah Batuk, Begini Cara Mengolahnya
Bukan hanya kerja kerasnya pada ilmu pengetahuan, ada banyak fakta inspiratif lainnya dari Profesor Vaksinologi Universitas Oxford ini yang layak diketahui antara lain:
1. Relakan hak paten demi kemanusiaan
Sebagai penemu vaksin yang sangat dibutuhkan, Sarah sebenarnya bisa mendulang banyak keuntungan. Namun ia menolak kemungkinan itu dengan menolak mematenkan dan mendapatkan royalti atas karyanya tersebut.
Sesuai dengan keinginan penemunya, AstraZeneca membuat persetujuan dengan Oxford untuk tidak mengambil profit dari vaksin corona buatan mereka.
BACA JUGA:Setop Konsumsi Makanan Berikut, Begini Cara Mengatasi Nyeri Sendi dengan Air Rebusan Daun Ini
2. Membuat vaksin AZ jadi jauh lebih murah
Keputusan Sarah berpengaruh membuat harga vaksin AZ jauh lebih murah jika dibandingkan dengan merek lainnya. Berdasarkan beberapa sumber, biaya produksi untuk satu dosis vaksin ini hanya berkisar 4 dollar AS. Bandingkan dengan Moderna atau Pzifer yang mencapai puluhan dollar AS.
Meski demikian, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi hingga 92 persen, termasuk mampu mencegah varian Delta yang dianggap paling berbahaya. AstraZeneca menyatakan baru akan menentukan harga setelah pandemi Covid-19 usai ketika semua kebutuhan telah tercukupi.