Berbeda dengan naga besar seperti Naga Besukih, Warak Ngendhog adalah naga kecil yang menjadi perpaduan dari kebudayaan Arab, Cina, dan Jawa.
BACA JUGA:Begini Cara Merebus Daun Salam untuk Obat Asam Urat dan Kolesterol, Dijamin Ampuh!
Warak Ngendhog sering diarak dalam Festival Kebyaran atau perayaan Dugderan sebagai bagian dari tradisi menyambut bulan Ramadhan.
Tubuhnya bersisik dengan mulut bertaring yang menganga, mencerminkan simbol perlawanan terhadap hawa nafsu.
Nama "Warak" berasal dari bahasa Arab yang berarti suci, sedangkan "ngendhog" dalam bahasa Jawa berarti bertelur, yang melambangkan pahala dari ibadah puasa.
Warak Ngendhog mencerminkan akulturasi budaya lokal di Semarang dan menjadi simbol penting dalam memperkuat harmoni antar-etnis di wilayah tersebut.
Dengan begitu, hewan-hewan mitologi khas Indonesia bukan hanya bagian dari warisan budaya yang kaya, tetapi juga membawa pesan-pesan yang mendalam yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
BACA JUGA:Masih Banyak yang Tanya Kenapa Tuyul Tidak Bisa Mencuri Uang di ATM dan Bank? Ternyata Ini Alasannya
Dari Garuda yang menjadi lambang negara hingga makhluk-makhluk mitos lainnya seperti Ahool, Leak, Naga Besukih, Kuda Sembrani, dan Warak Ngendhog, keberadaan mereka membawa keajaiban dan kekayaan budaya yang memperkaya panorama mitologi global.
Semoga warisan ini terus diperkaya dan dilestarikan sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan kekayaan budaya Indonesia. Semoga bermanfaat!
Sheila Silvina