Jakarta, RBTVCAMKOHA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI kembali menorehkan prestasi elite, kali ini menduduki peringkat pertama untuk industri perbankan dan keuangan di Indonesia dalam daftar yang dirilis Fortune Southeast Asia 500.
Sementara itu, di Asia Tenggara sendiri BRI menempati peringkat ke-4 untuk kategori finansial.
BACA JUGA:Begini Repotnya saat Pusat Data Nasional Down, Serasa Kembali ke Beberapa Tahun Silam
Secara umum, BRI menduduki peringkat 15 di antara 500 perusahaan dalam daftar tersebut.
Mengutip website Fortune, BRI mencatatkan revenue sebesar $14,9 miliar, profit sebesar $3,9 miliar dan aset sebesar $127,6 miliar.
BRI Jadi Institusi Keuangan No 1 di Indonesia dan Peringkat 4 di Asia Tenggara Dalam Daftar Fortune Southeast Asia 500--
“Fortune Southeast Asia 500 merefleksikan wilayah Asia Tenggara yang dinamis dan cepat berubah, wilayah yang perekonomian utamanya tumbuh lebih cepat dibandingkan Eropa atau Amerika Serikat,” kata Editor Eksekutif, Fortune Asia, Clay Chandler.
BACA JUGA:Beasiswa LPDP 2024 Tahap 2 Sudah Dibuka, Simak Langkah-langkah Pendaftaran dan Jadwalnya di Sini
Lanjutnya, hal tersebut juga disebabkan oleh peran Asia Tenggara dalam perekonomian global.
"Hal ini sebagian disebabkan oleh peran Asia Tenggara yang jauh lebih penting dalam perekonomian global, salah satunya karena sejumlah perusahaan multinasional Global 500 telah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara," imbuhnya.
BACA JUGA:Begini Repotnya saat Pusat Data Nasional Down, Serasa Kembali ke Beberapa Tahun Silam
Perlu diketahui, daftar ini berisikan 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara yang dinilai berdasarkan revenue, profit dan aset.
Jadi, pemeringkatan ini mencakup perusahaan-perusahaan dari 7 negara Asia Tenggara yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Indonesia sendiri mendominasi dengan 110 perusahaan.
BRI Jadi Institusi Keuangan No 1 di Indonesia Dalam Daftar Fortune Southeast Asia 500--
Thailand menyusul dengan 107 perusahaan, kemudian Malaysia dengan 89 perusahaan dan Singapura dengan 84 perusahaan.