Menyebarnya Penyakit 'Pemakan Daging'
Dikutip dari The Independent, infeksi GAS di Jepang juga dilaporkan terkait dengan komplikasi serius necrotizing fasciitis atau penyakit 'pemakan daging'.
Fasciitis nekrotikans menyebar di dalam fasia (lapisan kulit bagian bawah) dan menyebabkan nekrosis, yang secara harfiah berarti kematian jaringan.
Ini adalah kondisi parah yang mengancam jiwa yang memerlukan pembedahan darurat dan dapat mengakibatkan kematian. Namun, infeksi GAS tidak selalu menimbulkan dampak ekstrem seperti itu.
Penyakit ini umumnya ditularkan pada anak-anak usia sekolah, serta dapat menimbulkan pembengkakan, nyeri, dan ruam, serta radang tenggorokan.
Tembus 2.500 Kasus
Jepang sendiri mengalami lonjakan STSS dalam dua tahun terakhir, baik dari segi jumlah kasus maupun kematian.
Pada bulan Maret tahun ini, Institut Penyakit Menular Nasional Jepang mengeluarkan penilaian risiko STSS dan mencatat adanya peningkatan jumlah kasus di negara tersebut.
Mengingat jumlah infeksi terkini, jelas bahwa tren yang diidentifikasi dalam penilaian tersebut masih terus berlanjut. Bahkan prediksi para ilmuwan mengatakan kasus tahun ini bisa menembus 2.500.
Perlu diketahui sebagian besar kematian terjadi dalam 48 jam pertama. Di 2023, angka kematian setahun mencapai 97 kasus.
Penyebab Penyakit
Para ahli mengatakan saat ini masih belum jelas apa yang mendorong lonjakan infeksi GAS di Jepang selama dua tahun terakhir.
Namun ada yang mengemukakan satu teori, yakni berbagai jenis infeksi telah meningkat di era pascapandemi.