NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Mengenal weton tulang wangi 1 Suro berdasarkan perhitungan kalender Jawa.
Konsep weton menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, karena weton adalah perhitungan dari dua unsur kalender yaitu Pasaran dan Wuku.
Masyarakat Jawa memiliki kepercayaan yang sangat kuat terhadap waktu kelahiran seseorang dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi nasib dan peruntungan hidup seseorang.
BACA JUGA:Silaturahmi, Gubernur Bersama Kapolda hingga Ketua Dewan Nongkrong di Kopi Jaksa
Berdasarkan weton, seseorang dapat mengetahui sifat dan karakternya, serta pantangan-pantangan yang harus dihindari agar hidupnya selalu dalam keberuntungan.
Salah satu weton yang dikenal dalam budaya Jawa adalah weton tulang wangi. Weton ini dipercayai memiliki hubungan dengan Malam 1 Suro, yang merupakan malam pertama dalam kalender Jawa.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Malam 1 Suro merupakan momen yang sangat sakral dan diyakini sebagai waktu dimana alam semesta diperbaharui dan energi positif memenuhi bumi.
Weton tulang wangi yang berkaitan dengan Malam 1 Suro tersebut memiliki makna yang dalam dalam kehidupan masyarakat Jawa, dimana mereka percaya bahwa keberuntungan dan kesuksesan dapat diraih dengan melaksanakan berbagai macam tradisi dan ritual pada malam tersebut.
BACA JUGA:Dana Desa Kabupaten Mamberamo Tengah, untuk 58 Desa, Cek Mana yang Paling Besar Kucuran Dananya
Lalu apa itu weton tulang wangi?
Weton Tulang Wangi adalah konsep yang kerap ditemui dalam budaya Jawa yang menggambarkan seseorang dengan kemampuan khusus terhadap dunia gaib.
Orang-orang dengan weton ini diyakini memiliki kepekaan serta daya tarik yang luar biasa terhadap makhluk halus atau gaib.
Mereka mungkin bisa merasakan keberadaan entitas tersebut, melihat penampakan-penampakan gaib, atau bahkan berinteraksi langsung dengan mereka.
Seseorang yang memiliki weton tulang wangi, diharapkan untuk dapat memahami serta menghormati keberadaan makhluk-makhluk gaib tersebut.
Mereka sering kali menjadi pemimpin spiritual atau dukun dalam masyarakat Jawa, membantu orang-orang dalam berhubungan dengan dunia metafisik.