Selama masa Konfusius, sekolah-sekolah hanya diperuntukkan bagi anak laki-laki dari rumah tangga yang terkemuka dan kaya. Akan tetapi, ia berpikir bahwa semua orang layak mendapatkan pendidikan.
BACA JUGA:Ini Syarat, Cara Daftar dan Tahap Seleksi Sekolah Kedinasan Siber dan Sandi Negara 2023
Konfusius merasa bahwa pendidikan adalah jalan menuju peningkatan diri dan kebajikan. Ia sendiri tidak pernah mengajar di sekolah, namun memiliki banyak murid.
Murid-murid Konfusius ini pun terus berbagi ide dan ajarannya bahkan setelah ia meninggal. Inilah sebabnya banyak orang berpikir bahwa Konfusius adalah sosok guru pertama di dunia.
Profesi guru modern saat ini tentunya jauh berbeda. Sementara Konfusius belajar secara otodidak, guru-guru masa kini membutuhkan pelatihan formal. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Jerman, seorang guru harus mendapatkan gelar dari perguruan tinggi. Mereka mempelajari berbagai bidang dengan konsentrasi khusus seperti matematika, bahasa, atau seni untuk menjadi ahli di bidangnya.
BACA JUGA:Bantuan SD-SMA Rp 1.000.000 Sudah Cair! Segera Cek di Sini
Para calon guru juga harus mempelajari pedagogi, sebuah ilmu pengajaran untuk memahami tata cara mengajar yang baik. Kalian pasti pernah ikut kerja kelompok atau ambil bagian dalam diskusi, itu artinya, guru kalian menggunakan pedagogi.
BACA JUGA:Ini Cara Mendapatkan Rp 700.000 Kalau BSU Ketenagakerjaan Belum Ada Kabar
Guru merupakan profesi terbesar saat ini. Ada lebih dari 80 juta orang yang mengajar di sekolah dan universitas di seluruh dunia. Jumlah ini termasuk guru di semua tingkatan, baik dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.
Seorang guru memiliki peran yang vital dalam komunitas. Mereka membantu siswa belajar dan mengatur bagaimana siswa bertindak di kelas. Tanpa guru, kita bukanlah apa-apa. Semua guru itu hebat dan mulia. Semoga bermanfaat.
(tim)