Ramalan kenaikan harga kopi itu sejalan dengan kelangkaan pasokan dari para produsen utama. Pelanggan di Eropa akan membayar lebih banyak lagi untuk kafein yang mereka konsumsi sejalan dengan berlakunya peraturan baru mengenai deforestasi.
“Perkiraan akan kembali terjadinya kekurangan produksi di Vietnam, yang merupakan produsen utama kopi robusta di dunia, memicu lonjakan harga berbagai jenis biji kopi yang digunakan dalam campuran kopi dan espresso,” ujar Ketua Luigi Lavazza SpA Giuseppe Lavazza dilansir dari Bloomberg.
Lavazza mengungkapkan kondisi panen yang buruk menyebabkan para roaster harus membayar US$1.000 di atas harga berjangka untuk biji kopi Vietnam. Kondisi itu belum pernah terjadi dalam sejarah industri kopi.
“Dan yang sangat istimewa adalah efek jangka panjangnya,” jelasnya.
Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Global Melonjak
Harga kopi dunia yang diperdagangkan di pasar global selama bulan April mengalami lonjakan tajam, sebagai contoh kopi Robusta di London yang nilai naik, tertinggi sejak tahun 2010.
Mengutip data Bloomberg, selama sebulan terakhir harga kopi Robusta yang digunakan sebagai bahan utama kopi instan melonjak sebanyak 7 persen. Hal serupa juga terjadi pada penjualan kopi jenis Arabika yang harganya ikut terkerek naik sekitar 6 persen.
Lonjakan ini mulai terjadi setelah Vietnam, yang merupakan produsen utama kopi instan dilanda cuaca ekstrem.
El Nino yang terus terjadi dalam jangka waktu lama telah membuat curah hujan di kawasan Asia terutama di Vietnam menurun di bawah rata-rata, hingga memicu kekeringan. Kondisi tersebut yang menyebabkan hasil panen biji kopi anjlok di tengah tingginya permintaan untuk biji Robusta.
“Perubahan iklim telah membuat pasokan kopi kurang dapat diandalkan, menciptakan dinamika yang tidak stabil dalam persediaan biji kopi dan harga dasar yang lebih tinggi,” jelas Andrea Illy, ketua perusahaan pemanggang kopi Italia Illycaffe SpA.
Kondisi seperti ini tak hanya dialami Vietnam, produsen kopi terbesar dunia Brasil juga dilanda bencana El Nino membuat ekspor kopi menyusut hingga harga kopi arabika berjangka kontrak bulan Juli 2024 berakhir naik 1,50 persen ke kisaran 2.2045 dolar AS per pon.
“Wilayah Minas Gerais yang biasa menyumbang 30 persen tanaman arabika Brazil tak kunjung menerima curah hujan selama empat minggu berturut-turut, hambatan ini yang membuat harga kopi di Brazil melonjak,” kata analis Rabobank Guilherme Morya
Selain karena iklim, lonjakan harga juga dipengaruhi sejumlah faktor lainnya seperti mandeknya pengiriman via pelabuhan, dan kerusuhan geopolitik. Tekanan ini memperburuk kekhawatiran pasokan dan mendukung kenaikan harga kopi di tahun 2024.
Tak Seperti yang lainnya, Indonesia produsen kopi terbesar keempat di dunia justru mengalami pemulihan produksi. Menurut laporan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat produksi dkop[I varietas robusta diperkirakan meningkat 14 persen jadi 10 juta kantong pada 2024.
Belum diketahui secara pasti kapan produksi kopi dunia akan kembali lancar seperti tahun-tahun sebelumnya, namun konsumen kini harus mulai membiasakan diri dengan tingginya harga kopi di tengah meningkatnya permintaan terhadap biji kopi.
Itulah ulasan informasi sampai kapan harga kopi masih mahal? Harga kopi robusta dan arabika di pasar global melonjak.