Penyebab La Nina
Lautan tentu memainkan peran penting dalam cuaca di bumi. Kamu masih ingat kan dengan proses terbentuknya awan hingga menjadi hujan? Proses ini terjadi di atas air laut hangat yang menguap.
Lalu, ketika ada angin kencang yang berhembus, air hangat beserta awan dan badai bergerak menuju ke bagian barat.
Jika dalam kondisi normal, hal ini akan menyebabkan cuaca yang normal. Namun, pada saat La Nina terjadi, angin di Samudera Pasifik jauh lebih kuat sehingga mendorong lebih banyak air laut hangat ke barat.
Hal ini menyebabkan massa air dingin di bagian timur Samudera Pasifik bergerak ke atas atau kita kenal dengan upwelling. Sehingga, sering muncul di daerah barat Pasifik, Indonesia, dan Australia Utara yang menyebabkan curah hujan jadi lebih tinggi.
LA Nina Apakah Berbahaya?
Sebenarnya La Nina ini akan sangat berdampak kalau di wilayah tersebut tidal memiliki sistem resapan air yang bagus.
BACA JUGA:Segera Hadir, Ini Bocoran Infinix Zero 40 5G, Spek Canggih hingga Punya Penyimpanan Internal 512GB
Pasalnya, sering mengakibatkan hujan yang cukup lama dan bisa membuat suatu daerah jadi tergenang dan banjir.
Tidak hanya curah hujan yang lebih tinggi, ombak tinggi juga bisa terjadi hingga 3,5 meter yang sangat membahayakan buat para nelayan tradisional.
Akan tetapi, untungnya hal ini bisa lho diprediksi satu tahun sebelumnya dengan mengikuti pola kejadiannya. Seri satelit cuaca bernama GOES-R bisa membantu para peneliti untuk memetakan peningkatan petir dan mengeluarkan peringatan cuaca buruk yang lebih akurat dan lebih awal untuk kita.
Dampak La Nina
Baik El Nino dan La Nina sangat memengaruhi pola curah hujan, tekanan atmosfer, dan sirkulasi atmosfer secara global.
Namun, keduanya memiliki dampak yang berbeda. Untuk La Nina sendiri, berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan:
1. Potensi hujan meningkat yang terjadi di bagian barat ekuator Samudera Pasifik.
2. Curah hujan jadi berkurang di bagian timur Samudera Pasifik.
3. Angin pasat timur dan juga sirkulasi monsoon menguat.
4. Terjadinya bencana hidrometeorologis seperti longsor dan banjir.
5. Berisiko merusak tanaman seperti tanaman-tanaman semusim dan juga sawah karena hujan yang berkepanjangan lalu banjir.
6. Berkurangnya tangkapan ikan para nelayan karena kurangnya kandungan klorofil-a yang merupakan makanan ikan di lautan.
7. Dampak positif bagi pertanian karena kondisi pengairan di lahan pertanian akan tetap basah karena hujan tetap turun meskipun sedang musim kemarau.
Nutri Septiana