Risiko selanjutnya adalah Anda bisa kehilangan hak milik kendaraan kalau sampai tidak mampu membayar dan melunasi cicilan sesuai kesepakatan.
Sejak awal, perjanjian pinjaman memang sudah mengatur bahwa pihak kreditur berhak mengambil alih dan menjual kendaraan yang Anda jaminkan kalau sampai gagal melunasi utang.
Supaya hal ini tidak terjadi, pastikan Anda selalu membayar cicilannya tepat waktu sesuai perjanjian.
BACA JUGA:Cara Daftar Ojol Airasia dan Lalamove, Penghasilan Tembus Rp 20 Jutaan Per Bulan
3. Denda dan Bunga Tinggi
Perlu dipahami bahwa keterlambatan pembayaran cicilan bisa mengakibatkan denda dan bunga yang tinggi. Tentu saja ini akan membuat beban keuangan Anda semakin berat dan semakin sulit untuk melunasinya.
Oleh karena itu, sebelum menandatangani surat perjanjian pinjaman dengan pihak kreditur, Anda harus memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
BACA JUGA:Cek Update Bunga Pinjaman KUR BRI September 2024, Plafon Rp 25 Juta Angsuran Rp 500 Ribuan
4. Berdampak Buruk pada Skor Kredit
Lembaga keuangan seperti bank maupun perusahaan fintech memiliki akses ke sebuah sistem milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bernama Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Melalui sistem ini, kreditur bisa memeriksa histori keuanga Anda. Apakah Anda pernah tidak melunasi pinjaman, terlambat membayar, atau memiliki catatan buruk lainnya. Temuan-temuan seperti ini bisa menurunkan skor kredit sehingga pengajuan pinjaman bakal lebih sulit atau bahkan ditolak.
BACA JUGA:Pinjaman KUR BRI September Tanpa Jaminan, Cek Angsuran Plafon Rp 10 Juta-Rp 50 Juta
5. Berpotensi Berhadapan dengan Debt Collector
Jika terjadi gagal bayar dan debitur berulang kali mangkir dari kewajiban, sangat mungkin kalau pihak kreditur menggunakan jasa debt collector untuk menagih utang.
Hal yang mungkin tidak Anda tahu, berhadapan dengan debt collector bisa sangat menguras tenaga dan mental. Anda pun bisa merasa malu dan terintimidasi dengan hal tersebut.
BACA JUGA:Ini Daftar Rekomendasi Merek Mobil dengan Pajak Mobil Paling Murah