Operasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki hernia dan menghilangkan jaringan parut yang menyakitkan. Meskipun mengalami masalah kesehatan, Paus Fransiskus tidak membiarkan hal ini menghentikannya untuk menjalani tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik.
“Selama sepuluh tahun terakhir, Paus Fransiskus memiliki jadwal yang padat, bepergian ke lebih dari 60 negara,” kata seorang juru bicara Vatikan.
Pada November tahun lalu, Paus Fransiskus sempat dirawat di rumah sakit di Roma akibat radang paru-paru. Meskipun mengalami kesulitan bernapas, ia tetap stabil setelah menjalani terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi dan serangan flu.
Penanganan medis yang efektif dan ketahanan tubuh Paus memainkan peran penting dalam pemulihannya.
BACA JUGA:Ini Jadwal Terbaru Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024, Pelamar Wajib Tahu
Kemampuan Bertahan Hidup dengan Satu Paru-paru
Pertanyaan yang sering muncul adalah: “Apakah mungkin seseorang bisa hidup dengan hanya satu paru-paru?” Menurut informasi, seseorang dapat hidup relatif normal dengan hanya satu paru-paru, meskipun ada beberapa batasan.
Paru-paru adalah organ vital dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk proses respirasi atau pernapasan pertukaran oksigen dengan karbon dioksida dari darah.
Kehilangan satu paru-paru dapat membatasi kapasitas fisik seseorang, terutama dalam hal kemampuan berolahraga dan aktivitas berat.
Namun, tubuh memiliki mekanisme adaptasi yang cukup mengesankan. Paru-paru yang tersisa akan mengembang sedikit untuk menempati ruang yang ditinggalkan oleh paru-paru yang hilang.
Seiring waktu, tubuh akan belajar untuk menebus kekurangan oksigen dan menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Ini adalah contoh luar biasa dari kapasitas adaptasi tubuh manusia, yang memungkinkan individu untuk menjalani kehidupan yang relatif normal meskipun mengalami kekurangan organ vital.
BACA JUGA:Masih Ada Kesempatan! Ini Jadwal Penutupan Pendaftaran CPNS Kemenag 2024
Paus Fransiskus bukanlah satu-satunya tokoh terkenal yang hidup dengan satu paru-paru. Salah satu contoh lainnya adalah Jenderal Sudirman, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Jenderal Sudirman, yang lahir pada 24 Januari 1916 dan meninggal pada 29 Januari 1950, juga hanya memiliki satu paru-paru setelah mengalami tuberkulosis.
Selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Sudirman menghadapi berbagai tantangan kesehatan, termasuk penyakit yang memerlukan pengangkatan paru-paru yang terinfeksi.
Jenderal Sudirman, yang merupakan panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, menjalani operasi pengangkatan paru-paru pada usia 32 tahun.