Ini Penyebab Pabrik Kompor Quantum Bangkrut, Pesangon Aman?

Jumat 13-09-2024,09:20 WIB
Reporter : Tianzi Agustin
Editor : Septi Widiyarti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ini penyebab pabrik kompor Quantum bangkrut, pesangon aman?

Pada tanggal 22 Juli 2024, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat resmi menyatakan PT Aditec Cakrawiyasa pailit.

BACA JUGA:Ini Jenis Kiamat dan Tanda-tandanya, Ada yang Sudah Terjadi?

Perusahaan yang beralamat di Jalan Raya Serang, KM 15, Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang ini dikenal sebagai produsen kompor gas, regulator, dan selang dengan merek terkenal Quantum.

Kebangkrutan perusahaan ini merupakan salah satu informasi penting di dunia industri saat ini, dan memerlukan penjelasan mendalam mengenai penyebabnya.

BACA JUGA:Mahasiswa Indonesia, Muhammad Dhery Mahendra, Raih menjadi 120 Delegasi VI BRICS Youth Energy Summit di Moskow

Kondisi Keuangan dan Pesangon

Direktur PT Aditec Cakrawiyasa, Iwan Budi Buana, menjelaskan bahwa kebangkrutan perusahaan tidak terjadi secara mendadak. Menurutnya, masalah ini merupakan hasil dari proses panjang yang berawal dari penurunan penjualan yang terus-menerus.

“Kita coba jalan pasca-Covid, tapi jualan agak drop, sedangkan fixed cost naik. 2019, karyawan kita mau di-PHK tapi susah bayar pesangon. Makin lama makin susah kita juga. Penjualan nggak sesuai target, cost nggak seimbang, akhirnya kita nggak bisa bayar ke suplier pascapandemi,” ujarnya.

Kondisi ini diperburuk oleh kenaikan biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan. Dalam laporan yang dikutip, Iwan menjelaskan bahwa perusahaan menghadapi kesulitan finansial yang semakin memburuk setelah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada tahun 2019.

BACA JUGA:Tabel Angsuran Pinjaman KUR BRI Periode September 2024, Bisa Ajukan Rp 30 Juta, Daftar Bisa Online

Meskipun ada upaya untuk bertahan, kenyataannya utang yang menumpuk mencapai ratusan miliar rupiah dan tetap tidak dapat diselesaikan.

Penurunan Jumlah Karyawan dan Efeknya

Sebelum mengalami kebangkrutan, PT Aditec Cakrawiyasa pernah mempekerjakan hingga 800 orang. Namun, seiring dengan penurunan penjualan, jumlah karyawan juga mengalami pengurangan signifikan.

"Dulu sampai 700-800, lalu turun ke 500-600 orang. Ekonomi lagi nggak bagus, daya beli juga turun, penjualan kita juga drop, cost biaya kita tinggi, bahan baku naik, akibat bahan baku naik, kita juga produksi nggak bisa tercapai dengan target," kata Iwan.

Kategori :