Ia menambahkan bahwa korban mengalami kesulitan bernapas akibat posisi leher yang terjepit pintu, sehingga tidak dapat menarik kepalanya keluar.
BACA JUGA:Bocah 12 Tahun di Bengkulu Utara Jadi Korban Nafsu Ayah Kandung Selama 2 Tahun, Ini Respon DPPPA
Lebih lanjut, Iptu Debby mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas kepolisian menemukan alat yang diduga digunakan oleh korban untuk mencongkel pintu dekat jasad korban.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa korban memang sedang berusaha masuk ke dalam gedung dengan cara membobol pintu tersebut.
Namun, setelah dilakukan visum terhadap jasad korban, pihak kepolisian tidak menemukan tanda-tanda kekerasan yang terjadi pada tubuh korban.
"Dari hasil koordinasi dengan pihak dokter Puskesmas Sepang yang melakukan visum, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tidak ditemukan bekas kekerasan pada tubuh korban. Hanya terdapat bekas luka jepitan benda tumpul pada leher korban," kata Iptu Debby.
BACA JUGA:Tabel Angsuran Pinjaman KUR BRI Periode September 2024, Bisa Ajukan Rp 30 Juta, Daftar Bisa Online
Berdasarkan hasil visum tersebut, Iptu Debby menambahkan bahwa penyebab kematian korban diduga kuat akibat terhentinya aliran udara ke paru-paru dan otak yang disebabkan oleh terjepitnya leher pada pintu.
Hal ini menyebabkan korban mengalami kekurangan oksigen hingga akhirnya meninggal dunia di tempat kejadian.
"Korban diduga tewas akibat tidak lancarnya sirkulasi udara ke paru-paru dan otak pada bagian kepala sehingga korban kehabisan oksigen," imbuhnya.
Polisi masih terus menyelidiki kasus ini untuk mencari tahu motif sebenarnya dari aksi korban. Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga korban belum memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa ini.
Meskipun demikian, aparat kepolisian memastikan bahwa tidak ada pihak lain yang terlibat dalam kejadian ini, dan korban diduga bertindak seorang diri saat mencoba memasuki gedung tersebut.
Sheila Silvina