Pada awalnya, Alex berencana memasang tiga mesin ATM, namun dia berhasil mendapatkan enam lokasi, yaitu tiga di toko minuman keras, dua di salon potong rambut, dan satu di salon kecantikan.
Ketika mesin-mesin tersebut mulai beroperasi, Alex memasukkan uang tunai sebesar US$ 2.000 hingga US$ 3.000 (sekitar Rp 31-46 juta) ke dalam tiap mesin.
Dari situ, Alex mulai melihat pola penghasilan. Mesin ATM yang dipasang di toko minuman keras memberikan penghasilan lebih besar dibandingkan mesin-mesin di lokasi lain, seperti salon.
Dari satu mesin ATM di toko minuman keras, ia bisa memperoleh keuntungan sebesar US$ 250 hingga US$ 500 (sekitar Rp 3,8-7,7 juta) per bulan, sementara di lokasi lain hanya sekitar US$ 25 hingga US$ 100 (sekitar Rp 385 ribu hingga Rp 1,5 juta) per bulan.
BACA JUGA:Ini Syarat Pengajuan Pinjaman Tanpa Agunan Bank Mandiri Periode September 2024, Penting Diperhatikan
Dalam waktu dua bulan, Alex mulai memutuskan apakah akan mempertahankan atau memindahkan mesin-mesin ATM yang kurang menguntungkan.
Atas saran dari seorang mentor di Facebook, Alex memutuskan untuk memindahkan tiga mesin ATM dari salon ke lokasi lain, seperti supermarket dan toko minuman keras.
Keputusan ini terbukti tepat, karena setelah relokasi, keuntungan yang diperoleh per mesin ATM meningkat menjadi sekitar US$ 600 (sekitar Rp 9,2 juta) per bulan. Dalam waktu enam bulan, Alex berhasil mendapatkan pengembalian modal untuk setiap mesin ATM.
BACA JUGA:Waspada! Mahasiswi Ini Dijambret di Sekitar Kampus, Hp Korban Raib
Ketika keuntungannya terus bertambah, Alex sadar bahwa ia membutuhkan lebih banyak modal untuk menyediakan uang tunai di mesin-mesinnya.
Untuk itu, dia mendaftarkan dua kartu kredit tanpa bunga selama satu tahun dan menggunakannya untuk membeli mesin tambahan. Dengan cara ini, dia bisa menambah mesin ATM tanpa harus membayar bunga pinjaman.
Pada tahun 2020, Alex sudah memiliki 30 mesin ATM yang tersebar di seluruh San Francisco. Masing-masing mesin memberikan keuntungan bulanan antara US$ 250 hingga US$ 1.500 (sekitar Rp 3,8 juta hingga Rp 23 juta), dengan total keuntungan mencapai US$ 9.000 hingga US$ 12.000 (sekitar Rp 139 juta hingga Rp 185 juta) per bulan.
Meski pada awalnya belum menyamai gaji utamanya sebagai polisi, Alex mulai fokus mengembangkan bisnis ATM-nya.
BACA JUGA:Heboh, Oknum Guru Tewas Dibunuh Perampok dengan Posisi Tangan Terikat, Begini Faktanya
Pada akhirnya, Alex berhasil mencapai keuntungan berkali-kali lipat dari pendapatan sebagai polisi. Ia memutuskan untuk pensiun dari profesi lamanya dan menikmati hidup sebagai pengusaha ATM yang lebih fleksibel.
Kini, Alex juga bekerja sama dengan provider ATM untuk turut menjadi penyedia mesin dan memperluas jangkauan bisnisnya.