Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan menepis tudingan mengenai adanya pengeboman yang dilakukan oleh pihak keamanan.
Ia menekankan bahwa TNI-Polri, khususnya Satgas Damai Cartenz, memprioritaskan pendekatan soft approach.
"Tidak ada pengerahan pasukan, pengeboman, atau mobilisasi peralatan perang. Semua dilakukan dengan pendekatan yang damai," ujarnya.
BACA JUGA:Begini Kronologi Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera KKB Selama 18 Bulan
Dengan keberhasilan ini, pemerintah berharap dapat memperbaiki hubungan dengan masyarakat Papua, serta menciptakan situasi yang lebih aman dan stabil di daerah tersebut.
Kapolri juga menegaskan bahwa penyelamatan dilakukan tanpa korban jiwa, baik dari pihak aparat maupun warga sipil, yang menunjukkan bahwa pendekatan yang diambil cukup efektif dalam menjaga keselamatan semua pihak.
Philip Mark Mehrtens kemudian akan diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat angkut milik TNI Angkatan Udara.
Mayor Jenderal Hariyanto mengonfirmasi bahwa pilot berusia 39 tahun itu kemungkinan tiba di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma pada malam hari.
BACA JUGA:18 Bulan Disandera KKB, Pilot Susi Air Berhasil Dibebaskan, Begini Kondisinya Sekarang
Proses pemulangan ini adalah langkah terakhir dalam rangka memastikan bahwa pilot tersebut kembali dengan selamat ke pelukan keluarganya.
Pembebasan Philip Mark Mehrtens dari penyanderaan bukan hanya sekadar sebuah momen keberhasilan dalam operasi penyelamatan, tetapi juga mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam menangani konflik di Papua.
Hal ini menjadi pengingat bahwa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keamanan, pendekatan yang bijaksana dan damai adalah hal yang sangat penting.
Demikianlah informasi tentang statement Kapolri tentang pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi awal dari dialog yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat, serta membuka jalan bagi solusi yang lebih permanen untuk konflik yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.