BACA JUGA:Profil Kapten Philip Mark Mehrtens, Pilot Susi Air yang Berhasil Dibebaskan dari KKB
Kehidupan Philip Sebelum Penyanderaan
Philip Mark Mehrthens merupakan warga asal Christchurch, Selandia Baru. Sebelum bekerja di Susi Air, Philip telah menjalani karir penerbangan yang cukup beragam.
Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Penerbangan Internasional di Bandara Christchurch dan bekerja di berbagai tempat, termasuk delapan tahun bekerja di luar negeri.
Pada 2012, ia menikah dengan seorang wanita Indonesia, dan keduanya sempat tinggal di Auckland bersama putra mereka sebelum pindah ke Hong Kong pada 2019.
BACA JUGA:Profil Egianus Kogoya, Pimpinan TPNPB-OPM yang Bakar dan Sandera Pilot Susi Air
Di Hong Kong, Philip bekerja sebagai pilot untuk Cathay Dragon, anak perusahaan Cathay Pacific yang berhenti beroperasi pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19. Setelah Cathay Dragon ditutup, Philip memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan bergabung kembali dengan Susi Air.
Di bawah Susi Air, Philip kerap menerbangkan pesawat di wilayah-wilayah terpencil Papua, yang dikenal memiliki medan yang sulit dan berbahaya.
BACA JUGA:Sebelum Dibebaskan dari Sandera di Papua, Ternyata Kapten Philip Pilot Susi Air Sempat Minta Hal Ini
Kisah Penyanderaan
Kejadian penyanderaan yang dialami Philip bermula pada 7 Februari 2023, ketika pesawat yang ia terbangkan mendarat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Tak lama setelah pesawatnya mendarat, kelompok PNPB-OPM (Organisasi Papua Merdeka) mengaku bertanggung jawab atas pembakaran pesawat tersebut serta penyanderaan Philip.
BACA JUGA:Before-After Pilot Susi Air Pasca Lepas dari KKB Papua, Ini yang Paling Menonjol Perbedaannya
Sejak saat itu, Philip berada di bawah pengawasan KKB dan mengalami berbagai bentuk penahanan.
Selama penyanderaan, OPM beberapa kali mengeluarkan pernyataan tentang kondisi Philip, termasuk janji untuk membebaskannya pada Februari 2024, tepat satu tahun setelah ia disandera.
Namun, pembebasan tersebut tidak terjadi hingga akhirnya, setelah negosiasi dan operasi gabungan dari Tim TNI-Polri, Philip berhasil dibebaskan pada Sabtu, 21 September 2024.