Termahal di ASEAN, Presiden Jokowi Beberkan Penyebab Harga Beras di Indonesia Mahal

Jumat 27-09-2024,11:11 WIB
Reporter : Tianzi Agustin
Editor : Septi Widiyarti

Salah satunya, seperti yang disebutkan oleh Presiden Joko Widodo, adalah terkait dengan harga beras impor yang dihitung menggunakan skema "free on board" (FOB).

Jokowi menjelaskan bahwa harga beras di Indonesia dipengaruhi oleh harga beras impor yang harus ditambah dengan biaya angkut (freight).

"Coba dilihat harga beras FOB itu berapa kira-kira 530 sampai 600 US dollar ditambah cost freight kira-kira 40 US (dollar) coba dihitung berapa. Kalau mau membandingkan itu harusnya itu di konsumen. Itu akan kelihatan," kata Jokowi saat meninjau Gudang Bulog di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Dengan demikian, perhitungan harga beras impor ini jelas berdampak pada harga jual beras di pasaran domestik.

BACA JUGA:Selain Helm, Ini 4 Riding Gear yang Wajib Dipakai saat Berkendara Motor

Selain itu, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani, juga menuturkan bahwa biaya produksi beras di dalam negeri mengalami kenaikan yang signifikan.

Menurut Rachmi, peningkatan biaya produksi ini mencakup berbagai komponen seperti biaya tenaga kerja, peralatan pertanian, hingga harga gabah.

Hal ini membuat harga beras di pasar menjadi lebih tinggi, meskipun di satu sisi petani diuntungkan karena harga gabah yang mereka terima melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Kalau kita perhatikan memang betul harga beras di dalam negeri saat ini tinggi, tapi memang biaya produksinya juga sudah tinggi, sehingga kalau kita runtut dari cost factor produksi beras di dalam negeri, petani juga berhak mendapatkan keuntungan. Dan saat ini sebetulnya saat-saat yang membahagiakan petani, karena harga gabah mereka dibeli di atas HPP," ujar Rachmi.

BACA JUGA:6 Tahun Buron, Terdakwa Kasus Pemerkosaan dan Pencurian Ditangkap Intel Kejati Bengkulu

Masalah Distribusi dan Biaya Produksi

Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, ada juga masalah terkait rantai distribusi yang terlalu panjang, yang turut berkontribusi pada tingginya harga beras di Indonesia.

Ahli ekonomi Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi, mengatakan bahwa panjangnya rantai distribusi beras membuat harga beras melonjak saat sampai ke tangan konsumen.

Distribusi yang panjang ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari proses pengolahan hingga pengiriman ke berbagai daerah.

"Kedua, rantai distribusinya panjang, dari petani sampai ke konsumen itu melewati banyak tangan. Ini membuat harga beras semakin mahal," kata Acuviarta. Selain itu, ia juga menyoroti masalah biaya produksi yang mahal, seperti pupuk, pestisida, dan bibit yang cenderung naik setiap tahunnya.

BACA JUGA:Sosok Bonnie Triyana yang akan Gantikan Tia Rahmania di Senayan, Ini Selisih Perolehan Suara

Menurut Acuviarta, sering kali petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan pupuk yang mereka butuhkan, meskipun pemerintah telah memberikan subsidi.

Kategori :