Tuak Batak dihasilkan dari mayang enau atau aren. Pohon ini dinamakan bagot dalam bahasa Batak Toba. Bagot bisa dijumpai di Kecamatan Balige yang berada di dataran tinggi sekitar 900 meter di atas permukaan laut.
Begitu juga dengan Provinsi Sumatra Utara, menjadi salah satu penghasil tuak yang ada di Indonesia.
Minuman ini tentu menjadi daya tarik bagi masyarakat Batak sebagai minuman khusus tradisi, acara kekeluargaan, dan juga sebagai jamuan kepada tamu.
Berikut adalah fakta unik tentang minuman tuak bagi Masyarakat Batak:
1. Minuman yang Merakyat
Masyarakat Batak tidak bisa lepas dari minuman khasnya yaitu tuak. Bagi mereka, minuman tersebut masih sangat merakyat dan uniknya di setiap kampung terdapat kedai yang dinamai Lapo Tuak atau Kedai Tuak.
Saking merakyatnya, muncul beberapa jenis-jenis tuak yang sulit diidentifikasi dari mana asal tuak tersebut. Karena tuak sendiri belum memiliki mereknya sendiri.
BACA JUGA:9 Tips Efektif Hemat Pengeluaran Bulanan, Bisa Awet Sampai Akhir Bulan, Ikuti Panduannya
2. Cerita Mistis di Baliknya
Pohon bagot, sebagai sumber penghasil tuak konon dulunya pohon ini dipercaya memiliki hal-hal mistis akibat legenda asal mula tumbuhan tersebut.
Awalnya, seorang putri Dewa Batara Guru yang bernama Dewi Sorbajati akan dinikahkan dengan putra dari Dewa Mangalabulan bernama Dewa Odapodap yang buruk rupa menyerupai kadal.
Sang ayah Dewa Odapodap memohon kepada Dewa Batara Guru untuk menikahkan anaknya dengan putrinya, namun Dewi Sorbajati tidak rela untuk dinikahkan dengannya.
Sang putri meminta proses perkawinannya diiringi dengan gondang agar bisa menari sebagai bentuk pelampiasan kekecewaannya.
Akhirnya Dewa Odapodap menikah dengan Dewi Deakpujar. Dewi Sorbajati terombang-ambing di lautan hingga akhirnya terdampar di tanah yang dipukul Dewi Deakpujar dan bertumbuh pohon Bagot.
BACA JUGA:Tak Selalu Buruk, Ternyata Ini Manfaat Arak untuk Kesehatan Tubuh yang Jarang Diketahui
3. Racikan Tuak Untuk Adat