"Warga sudah lama merasa resah dengan adanya pasar di Jalan Merdeka ini. Selain menimbulkan kemacetan, aksi premanisme yang sering terjadi di sini juga membuat lingkungan menjadi tidak nyaman," ungkap Hasan.
Salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya juga berharap adanya pos pengamanan yang dapat menjamin keamanan para pedagang.
Ia mengaku khawatir jika usahanya tidak bisa berjalan lancar selama preman-preman masih berkeliaran dan terus mengintimidasi para pedagang.
"Kami hanya ingin berjualan dengan tenang, tanpa intimidasi, tanpa ada yang menagih uang keamanan," ujar pedagang tersebut.
BACA JUGA:Ramalan Cuaca BMKG, Kapan Musim Hujan di Wilayah Jakarta? Ini Prediksi Puncaknya
Kondisi Pasar Tumpah Jalan Merdeka
Pasar Tumpah yang berada di Jalan Merdeka ini berbeda dengan pasar pada umumnya. Para pedagang menjajakan barang dagangannya di atas trotoar dan saluran air tanpa ada bangunan atau lapak permanen.
Keberadaan pedagang kaki lima ini seringkali menjadi sumber kemacetan di kawasan tersebut, terutama saat jam-jam sibuk.
Selain itu, tumpukan sampah yang dihasilkan oleh aktivitas jual beli di pasar ini juga kerap dikeluhkan oleh warga sekitar dan para pengguna jalan.
Meskipun pemerintah telah memberikan alternatif dengan merelokasi pedagang ke Pasar Mawar, sebagian pedagang masih enggan pindah.
Situasi ini diperburuk dengan kehadiran oknum preman yang memanfaatkan situasi untuk melakukan pungli terhadap para pedagang yang masih bertahan di Jalan Merdeka.
Sheila Silvina