“Kalian mengatakan, kalian tidak punya musuh. Kalian tetap akan melawan musuh kalian sehingga keluar Ya'juj dan Ma'juj yang bermuka lebar, bermata sipit, bersosok (atau berkulit kuning), akan turun dari setiap perbukitan. Seakan wajah mereka rata bagai permukaan palu," (HR Imam Ahmad).
BACA JUGA:Pegawai Swasta Bisa Gadaikan SK ke BTN, Dapat Rp 500 Juta, Angsuran Selama 15 Tahun
Dikisahkan dalam buku yang sama dan bersumber dari sejumlah dalil, kaum ini sudah ada sebelum masa Rasulullah SAW. Menjelang wafatnya Nabi Nuh As, seluruh anaknya dipanggil oleh Nabi Sulaiman AS.
Namun, dua anaknya yang bernama Ham dan Yafits tidak memenuhi panggilan tersebut. Yafits memilih untuk berhubungan intim dengan istrinya hingga membuat Allah SWT menurunkan ganjaran pada mereka.
Yafits dan istri pun memiliki keturunan yang bernama Sannaf. Namun, terlihat keganjilan dalam sosok Sannaf ketika ia mulai tumbuh besar. Anak inilah yang kemudian disebut dengan Ya'juj dan Ma'juj.
BACA JUGA:Kata Waketum MUI Salat Shaf Campur Pria dan Wanita Sah, Tapi...
Sannaf yang tumbuh besar pun mulai menghasilkan banyak keturunan. Bangsa keturunan Yafits ini sangat meresahkan masyarakat sekitar karena mereka menghabiskan seluruh sumber daya alam. Hingga krisis air dan makanan terjadi dan kerusakan alam semakin meluas.
Allah SWT pun mengutus Nabi Zulkarnain AS untuk mengurung mereka di sebuah bangunan atau dinding yang terbuat dari tembaga dan besi. Masyarakat sekitar pun diminta untuk meninggalkan wilayah tersebut oleh Nabi Zulkarnain.
Allah juga menurunkan wahyu kepada Nabi Zulkarnain bahwa dinding yang dibuat akan terjaga kekuatannya hingga di waktu yang ditentukan Allah SWT terbuka yakni, menjelang datangnya hari kiamat kubra.