BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Jangan pernah memandang seseorang dari kondisi fisiknya. Karena sesungguhnya di hadapan Allah SWT kadar keimanan lah yang dihitung.
Jangan pula sesekali engkau merendahkan seseorang karena rupanya, bisa jadi orang yang engkau rendahkan tersebut lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah SWT.
Seperti kisah sahabat Nabi Muhammad berikut ini. Namanya Julaibib. Penampilannya kurang menarik, namun dia dirindukan bidadari.
BACA JUGA:Mutasi Jajaran Polresta Bengkulu, Kabag Ops Ditarik ke Polda, Posisinya Diisi Wakapolres Benteng
Penampilan Julaibib memang jauh dari menarik. Dikutip dari khazanahimani.com, bentuk fisiknya Julaibib kerdil dan pendek. Nama Julaibib adalah nama yang tidak biasa dan tidak lengkap. Nama ini, tentu bukan ia sendiri yang menghendaki. Bukan pula orangtuanya.
Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya. Demikian pula orang-orang, semua tidak tahu, atau tidak mau tahu tentang nasab Julaibib. Bagi masyarakat Yatsrib, tidak bernasab dan tidak bersuku adalah cacat sosial yang sangat besar.
Tampilan fisik dan kesehariannya juga menjadi alasan sulitnya orang lain ingin berdekat-dekat dengannya. Wajahnya jelek terkesan sangar, pendek, bunguk, hitam, dan fakir. Kainnya usang, pakaiannya lusuh, kakinya pecah-pecah tidak beralas.
Tidak ada rumah untuk berteduh, tidur hanya berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tidak ada perabotan, minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak tangan.
Abu Barzah, pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk diantara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!” demikianlah keadaan Julaibib pada saat itu.
BACA JUGA:Subhanallah, Ada ‘Sahabat’ Nabi Muhammad yang Masih Hidup Sampai Sekarang
Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tidak satu makhluk pun bisa menghalangi. Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad.
Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah ia tiada, tidak begitu dengan Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam Shollallahu ‘alaihi wasallam sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam, “Julaibib…”, begitu lembut beliau memanggil, “Tidakkah engkau menikah?”
“Siapakah orangnya Ya Rasulallah Shollallahu ‘alaihi wasallam”, kata Julaibib, “yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”
BACA JUGA:Dukhan Tanda Kiamat, Keterangan Para Imam dan Kajian Sains
Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tidak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam juga tersenyum. Mungkin memang tidak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib.