Bahkan adik kandung BH pernah menjadi korban pemukulan hingga trauma dan selalu berusaha menghindar dari BH.
Kekerasan yang terus-menerus dilakukan BH inilah yang membuat S akhirnya mengambil tindakan nekat dengan membunuh anak sulungnya.
Kapolres Kudus juga mengungkapkan bahwa BH adalah residivis dengan riwayat kriminal yang cukup panjang.
Dia pernah terlibat dalam beberapa kasus pidana, termasuk pencurian parfum, pencurian burung berkicau, penganiayaan terhadap seorang guru SMK, serta kasus pencurian dengan kekerasan.
BACA JUGA:Ini Sosok Menteri Termiskin dan Tanpa Utang di Kabinet Prabowo-Gibran, Pernah Jadi Kepala Dinas
BH juga pernah menjalani hukuman di Lapas Nusakambangan. Saat ini, BH tidak memiliki pekerjaan tetap dan sering kali menggunakan uang yang didapat untuk berjudi online dan mabuk-mabukan. Dalam pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan beberapa situs judi online di ponsel milik BH.
Sementara itu, tersangka S mengaku sangat menyesal dan khilaf atas tindakan yang telah dilakukannya.
Dia mengatakan bahwa emosinya sudah lama terpendam akibat perilaku BH yang sering membuat keributan di rumah.
“Emosi mendadak. Anak di rumah ngamuk-ngamuk, tindakan spontan. Kalau nggak saya bunuh, di lain hari keluarga saya nggak bakal tenang. Saya kasihan sama cucu dan menantu. Menantu saya bahkan nggak berani pulang ke rumah karena diancam mau dibunuh. Ibunya juga pernah dipukul beberapa kali,” ungkap S kepada polisi.
BACA JUGA:Awas Ketipu! Ini Cara Bedakan Link DANA Kaget Asli dan Palsu
Kasatreskrim Polres Kudus, AKP Danail Arifin, menambahkan bahwa kekerasan yang dilakukan BH terhadap anggota keluarganya sudah berlangsung lama.
Selain itu, gaya hidup BH yang tidak sehat semakin memperparah hubungan keluarga. "Korban setiap mendapatkan uang selalu menggunakannya untuk mabuk-mabukan dan berjudi online. Ini sangat merusak keluarganya sendiri," kata AKP Danail.
Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana konflik keluarga yang tidak terselesaikan dan kekerasan dalam rumah tangga dapat berujung pada tragedi yang mengerikan.
Kekerasan, baik fisik maupun verbal, dapat menciptakan ketegangan yang akhirnya memicu tindakan ekstrem seperti yang terjadi pada keluarga ini.
BACA JUGA:Catat, Ini Titik Lokasi Razia Operasi Zebra Candi 2024 di Sragen, Tilang Manual?
Kepolisian terus melakukan penyelidikan lebih lanjut dan akan memastikan bahwa tersangka S menjalani proses hukum sesuai dengan perbuatannya.
(Sheila Silvina)