Dua bangunan selebar 60 meter terlihat berdiri di pelataran pesawat alias apron landasan pacu.
Sarjana PhD di Australian National University, Samuel Bashfield, menyebut setidaknya satu bangunan itu menampung pesawat P-8I Angkatan Laut India.
P-8I adalah Boeing 737 yang dimodifikasi untuk melacak dan menyerang kapal selam, serta memantau komunikasi maritim. Penduduk pulau telah memotret pesawat tersebut di landasan pacu.
Dermaga baru yang menjorok ke laut terletak di barat laut Agalega. Bashfield mengatakan dermaga ini dapat digunakan kapal patroli permukaan India serta kapal yang membawa persediaan ke Agalega.
“Seiring dengan semakin banyaknya citra satelit yang tersedia, kita akan lebih memahami peran Agalega dalam komunikasi Samudra Hindia,” tutur Bashfield.
Institut Internasional untuk Kajian Strategis (IISS) menyebut fasilitas tersebut sebagai “stasiun pengawasan”.
BACA JUGA:Buruan Daftar! Ini Link dan Cara Pendaftaran Petani Milenial 2024
Fasilitas ini, menurut IISS, kemungkinan memuat sistem pengawasan radar pantai yang mirip dengan peralatan buatan India di wilayah lainnya di Mauritius.
Pemerintah India menolak untuk menjawab pertanyaan tentang Agalega. Perdana Menteri Narendra Modi dalam salah satu pernyataannya mengatakan India dan Mauritius adalah “mitra alami” dalam bidang keamanan maritim.
Kedua mitra, imbuhnya, menghadapi tantangan tradisional dan non-tradisional di kawasan Samudra Hindia.
Kedua negara ini telah memiliki hubungan pertahanan yang erat sejak tahun 1970-an. Di Mauritius, penasihat keamanan nasional, kepala penjaga pantai, dan kepala skuadron helikopter polisi semuanya adalah warga negara India.
Mereka masing-masing juga berpangkat perwira di badan intelijen eksternal India, angkatan laut, dan angkatan udara.
BACA JUGA:Salju Turun di Gurun Al-Jawf Arab Saudi, Benarkah Tanda Kiamat Semakin Dekat?
Prof. Harsh Pant dari India Institute di King’s College London menyebut baik India maupun Mauritius sama-sama ingin fasilitas teranyar itu dipandang sebagai area “pembangunan kapasitas” alih-alih “penggunaan militer terang-terangan”.
Namun, sudah bukan rahasia lagi bahwa India dan sekutu Baratnya waswas akan meningkatnya kehadiran China di Samudra Hindia.
Praktik pendirian pos militer oleh negara besar di wilayah sekutunya yang lebih kecil sebetulnya bukanlah sesuatu yang baru. Namun, pembangunan di Agalega disebut mengganggu sebagian penduduk pulau.
Mereka mengeklaim bahwa di beberapa wilayah sudah dipagari, termasuk juga sejumlah wilayah pantai pasir putih dengan jajaran pohon palem di pulau itu.