Apa Itu Aquaplaning yang Jadi Bahaya Bagi Pengendara saat Musim Hujan?

Kamis 14-11-2024,21:12 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

Tak hanya itu, sebelumnya On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk. Zulpata Zainal juga mengatakan, faktor kondisi ban ikut mempengaruhi terjadinya aquaplaning saat berkendara di musim hujan. 

Menurutnya, tekanan udara yang kurang pada ban, serta penempatan yang salah, memberikan peluang besar untuk mobil mengalami aquaplaning. 

"Kalau faktor ban, misalnya seperti kondisi sisa tinggi alur ban yang sudah di bawah Tread Wear Indicator (TWI), tekanan udara ban yang terlalu rendah, telapak ban yang lebih lebar dan penempatan ban yang kurang tepat," ujar Zulpata.

BACA JUGA:2 Sindikat Penyelundup Pupuk Subsidi Lintas Provinsi Ditangkap Polres Mukomuko, Begini Modusnya

Cara Menghindari Aquaplaning saat Mengendarai Mobil 

Agar dapat selamat sampai tujuan, berikut beberapa cara menghindari aquaplaning saat mengendarai mobil menurut Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, yakni:

1. Kurangi kecepatan saat kondisi hujan

Selama kondisi diguyur hujan, disarankan pengemudi untuk tidak memacu kendaraan secara berlebihan meskipun jalan tidak padat. Sebab, dengan kondisi jalanan yang basah, bisa menjadi pemicu utama aquaplaning.

Disarankan untuk mengurangi kecepatan setidaknya 20 km/jam dari kecepatan, meskipun memang pelan, tapi hal ini penting bagi keselamatan pengemudi dan penumpang.

“Kita bilangnya kurangi kecepatan 20 km/jam, misalnya di jalanan kering biasanya kecepatan 60 km, jadinya 40 km. Memang terlihat lebih pelan, tapi lebih aman,” ujar Sony

BACA JUGA:Polres Mukomuko Tangkap 2 Tersangka TPPO, Saat Digerebek Lagi Ada yang Ehem-ehem

2. Jaga jarak dengan kendaraan lain

Ketika berada di tengah kondisi hujan, pengemudi wajib menjaga jarak yang aman dengan kendaraan lain. 

Sony menjelaskan, akibat jarak pandang yang terbatas, pengemudi harus menyesuaikan dengan kondisi hujan untuk menghindari potensi kecelakaan.

“Kita menyesuaikan jarak pandang kita dengan kecepatan kendaraan, tujuannya supaya kita bisa bereaksi sesuai dengan kemampuan kita,” jelas Sony.

Jika jarak antar kendaraan terlalu dekat, dikhawatirkan dapat membuat pengemudi tidak memiliki waktu untuk melakukan manuver apabila mengalami situasi mendadak, sehingga berpotensi kecelakaan.

BACA JUGA:Langkah Nyata BRI Menuju Ekonomi Hijau, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp764,8 triliun

Kategori :